Yogyakarta, 14 Agustus 2019. Kabut tebal yang menyelimuti wilayah D.I. Yogyakarta menjadi topik hangat di masyarakat. Namun sayangnya, informasi ini disertai dengan isu hujan abu Gunung Merapi.
Berdasarkan infomasi dari BPPTKG, terjadi awanpanas guguran Gunung Merapi pada pukul 04:52 WIB (14/08/2019). Awanpanas guguran tercatat di seismogram dengan amplitudo max. 50 mm dan durasi kurang lebih 95.80 detik. Jarak luncur 950 meter ke arah hulu Kali Gendol. Awanpanas guguran ini tidak sampai berdampak adanya hujan abu.
Berikut penjelasan dari Stasiun Klimatologi Mlati BMKG terkait kabut tebal tadi pagi.
“Kabut radiasi terbentuk pada malam hari saat terjadi pendinginan di permukaan bumi akibat proses pelepasan radiasi gelombang panjang ke atmosfer. Biasanya terjadi saat cuaca cerah. Suhu udara permukaan yang sangat dingin menyebabkan uap air di atasnya mengalami pendinginan di bawah titik beku sehingga terbentuk kabut pada malam hingga pagi hari. Kabut radiasi ini akan hilang seiring terjadinya pemanasan di permukaan bumi yang bersumber dari penyinaran matahari.
Dari pantauan Stasiun Klimatologi Mlati, kejadian kabut radiasi sudah terpantau 2 hari terakhir. Kejadian ini adalah wajar terjadi pada musim kemarau.
Kabut ini tidak berbahaya bagi kesehatan. Dihimbau kepada masyarakat agar lebih berhati-hati dalam berkendara karena jarak pandang yang pendek disebabkan oleh kabut tersebut.”
Jadi, jangan panik ya Sahabat Tangguh. Selalu check and recheck informasi dengan baik dan benar. Informasi resmi cuaca dari BMKG. Informasi resmi aktivitas Gunung Merapi dari BPPTKG.
(Nanda/MC BPBD DIY/Anast)
0 Comments