Yogyakarta, 16 Agustus 2022. Puncak musim kemarau 2022 sebagian besar diprakirakan terjadi pada bulan Agustus 2022 dan sebagian kecil pada bulan Juli 2022 dengan sifat hujan selama musim kemarau 2022 diprakirakan sebagian besar Atas Normal (AN) dan sebagian kecil Normal (N). Menurut data dari BMKG pada bulan Februari 2022 berdasarkan Monitoring dan Prakiraan Suhu Permukaan Laut Indonesia, kondisi suhu permukaan laut di perairan Indonesia, umumnya berada pada kondisi netral hingga hangat dengan anomali suhu berkisar -0.5°C s/d +2°C. Anomali SST Perairan Indonesia pada bulan Maret-April 2022 diprediksi didominasi oleh kondisi netral kecuali pada Samudera Hindia barat Sumatera yang berada dalam kondisi dingin dan perairan utara Indonesia yang didominasi kondisi hangat. Sedangkan, pada Juni 2022, diprediksi didominasi kondisi hangat di seluruh wilayah Indonesia dan semakin menguat hingga bulan Agustus 2022, kecuali perairan utara Papua yang dalam kondisi netral. (Sumber: Buletin Prakiraan Musim Kemarau 2022 di DIY)
Walaupun pada bulan Agustus ini D.I. Yogyakarta memasuki puncak musim kemarau, bukan berarti tidak akan turun hujan. Namun, untuk hari hujan dan intensitasnya berbeda dengan musim penghujan. Dalam seminggu terakhir ini wilayah D.I. Yogyakarta diguyur hujan dengan intensitas ringan hingga lebat. Hujan hingga angin kencang pada puncak kemarau ini mengakibatkan rumah semi permanen roboh hingga pohon tumbang dibeberapa titik di Yogyakarta. Seperti data yang diterima Pusdalops PB BPBD DIY, pada hari Minggu, 14 Agustus 2022 pukul 14.00 WIB di tiga RT di Tegalsari, Dusun Jomblangan, Kel. Banguntapan, Kec. Banguntapan, Bantul, terjadi hujan deras disertai angin kencang mengakibatkan pohon tumbang menimpa teras rumah serta menutupi akses jalan dan dua atap beterbangan.
Begitupula yang terjadi di Kepek RT 04 RW 11, Watusigar, Ngawen, Gunungkidul pada pukul 15.30 WIB angin kencang menyebabkan pohon tumbang dan menimpa atap rumah warga. Kejadian angin kencang juga terjadi di Sumber Lor RT 006 RW 29. Kalitirto, Berbah, Sleman, pukul 14.10 WIB menyebabkan rumah semi permanen roboh.
Intensitas hujan yang terjadi beberapa hari ini di D.I. Yogyakarta juga menyebabkan gerusan air sungai yang deras sehingga berakibat talud retak di RT 14 RW 03 Kel. Kricak, Jatimulya, Kec. Tegalrejo, Kota Yogyakarta. Sementara itu di daerah Gondomanan, Kota Yogyakarta terjadi kebakaran mobil. (Sumber: Pusdalops PB BPBD DIY)
Berdasarkan informasi dari BMKG, dilihat dari dinamika atmosfer dua hari ini hujan yang terjadi di D.I. Yogyakarta merupakan akibat dari pengaruh konvergensi (daerah pertemuan angin) di perairan selatan Jawa ditambah dengan anomali suhu muka laut yang menghangat sehingga, menambah uap air di sekitar pulau Jawa. Diprakirakan di wilayah D.I. Yogyakarta untuk dua hari kedepan masih berpotensi hujan terutama D.I. Yogyakarta bagian utara. Seperti, Kulon Progo bagian utara, Sleman, Kota Yogyakarta dan Gunungkidul bagian utara. Dihimbau kepada warga Yogyakarta untuk meningkatkan kewaspadaannya terutama kejadian angin kencang yang dapat berakibat terjadinya pohon tumbang. (Sumber: BMKG)
Foto : TRC BPBD Sleman
riz/ekf
0 Komentar