Yogyakarta, 18 Desember 2021. Bencana alam tanah longsor lebih sering terjadi pada saat musim penghujan. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mendefinisikan tanah longsor menjadi salah satu gerakan massa tanah atau batuan, ataupun percampuran dari keduanya. Yang bergerak menuruni atau keluar lerang akibat terganggunya kestabilan tanah atau batuan penyusun lereng. Hal ini dipengaruhi oleh kekuatan batuan dan kepadatan tanah serta faktor pendorong yang lebih besar dari gaya penahan. Terjadinya tanah longsor biasanya ditandai dengan adanya longsor-longsoran kecil, retakan-retakan di tanah dan di tembok/pagar, pohon yang tumbuh miring atau tiang listrik miring, pohon yang terangkat dan terlihat akarnya, sumur di lereng tiba-tiba hilang airnya, dan muncul sumber-sumber air di lereng.
Melihat kejadian bencana tanah longsor di D.I.Yogyakarta tahun 2021 tercatat 289 kejadian sampai tanggal 14 Desember 2021 bersumber dari Pusdalops PB BPBD DIY. Tanah longsor terjadi paling banyak pada bulan Januari sebanyak 110 kejadian, November 70 kejadian dan Februari 43 kejadian. Dampak yang ditimbulkan akibat tanah longsor diantaranya kerusakan Infrastruktur yang meliputi jembatan, jalan, pipa PDAM, talud, DAM, serta drainase sejumlah 112 kerusakan, kemudian kerusakan fasilitas umum meliputi lampu jalan, jaringan listrik, tiang listrik, dan cagar budaya sejumlah 13 kerusakan, untuk kerusakan bangunan yang meliputi rumah rusak ringan, hingga berat, tempat usaha, fasilitas pemerintahan, fasilitas pendidikan, fasilitas ibadah dan kandang sejumlah 102 kerusakan, selain itu juga kerusakan lingkungan yaitu 11 pohon tumbang, dan 23 korban jiwa. Dampak kerugian mencapai Rp. 2.040.550.000,-.
Untuk itu bagi masyarakat wajib ikut serta dalam upaya mengurangi risiko tanah longsor dengan memperhatikan hal-hal berikut, seperti tidak membangun rumah di lereng gunung dan di bawah tebing, tidak membuat sawah atau kolam diatas lereng, karena akan lebih mudah menimbulkan retakan akibat air yang terserap, tidak menebang pohon secara sembarangan, agar akar pohon mampu mengikat tanah dan mencegah longsor, melakukan penanaman lahan gundul untuk mencegah erosi dan membuat terasering di lereng bukit, untuk memperlambat aliran air saat hujan.
Ketika mendengar dan merasakan tanda tanda akan terjadinya tanah longsor, seperti suara gemuruh, segeralah berpindah dan mencari tempat yang lebih aman. Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan ketika pasca bencana tanah longsor, yaitu jangan segera kembali kerumah, karena kemungkinan longsoran susulan masih bisa terjadi. Gunakan sepatu khusus ketika evakuasi untuk keselamatan, dan perhatikan kondisi tanah pijakan, periksa apakah kokoh atau tidak.
0 Komentar