Yogyakarta, 15 Juni 2021. Pusat Pengendali Operasi Penanggulangan Bencana (Pusdalops PB) merupakan komponen yang sangat penting di BPBD, baik itu saat bencana maupun dalam kondisi normal. Peran aktif pusdalops PB menjadi tumpuan bagi BPBD untuk melakukan tindakan dan kegiatan saat pra bencana, bencana dan pasca bencana. Data dan laporan bencana merupakan salah satu hal terpenting dalam kegiatan yang dikelola oleh pusdalops. Laporan bencana yang diterima secara efektif dan efisien adalah hal yang sangat diharapkan selama ini.
Oleh karena itu Pusdalops PB DIY mengembangkan aplikasi pelaporan kejadian bencana sejak beberapa tahun ini. Aplikasi tersebut merupakan aplikasi yang digunakan untuk menghimpun laporan dari petugas atau jaringan komunitas relawan yang ada di sekitar kejadian. Nama dari aplikasi ini adalah “Pamor”. Pengenalan dan pengembangan dilakukan secara berkesinambungan dalam tataran petugas, relawan maupun masyarakat. Pusdalops PB selalu malakukan inovasi seiring dengan perkembangan zaman.
Maka dari itu perlu dilakukan pengenalan, pendalaman materi dan penguatan kapasitas bagi anggotanya pada rakornis ketiga di tahun 2021. Rakornis ketiga ini menghadirkan peserta dari Pusdalops se-DIY. Narasumber dari BPBD DIY, BPBD Kabupaten Bantul, dan JMC IT Consultant. Menjelaskan mengenai Pelaporan data kebencanaan, Aplikasi Pamor, dan Data Kejadian dan Bencana.
Acara dibuka oleh Kepala Pelaksana BPBD DIY, Drs. Biwara Yuswantana, M.Si. Dalam sambutannya beliau menyampaikan bahwa dalam rangka peningkatan kinerja dan evaluasi kinerja setiap OPD di samping indikator-indikator yang konvensional, ada dua yang dinilai adalah inovasi dan jejaring kinerja. Bagaimana kerjasama lintas sektor dibangun untuk mengefektifkan pencapaian berbagai target yang sudah ditetapkan. Dari kemitraan-kemitraan, lintas sektoral, dan lembaga.Upaya inovasi untuk meningkatkan pelayanan publik, salah satu upaya yang dilakukan adalah pengembangan aplikasi pamor, sebagai media pelaporan dalam rangka penanganan bencana. Karena sebagai alat pelaporan, yang pertama aplikasinya harus berkualitas, dari sistem dan formatnya, mudah dipahami dan digunakan, serta diaplikasikan. Tetapi pihak yang dilapori dan melapor harus ada pemahaman dan komitmen.
Supaya banyak pihak menggunakan alat ini perlu dilakukan upaya sosialisasi dan edukasi, supaya masyarakat tahu bahwa ini ada aplikasi ini. Mulai dari lingkup kecil perlu disatukan pemahaman dahulu. Pada fase selanjutnya bisa dipahami masyarakat. Melalui rakornis ini rekomendasi lebih lanjut agar pamor ini lebih implementatif menjadi alat yang efektif dan efisien dalam rangka mengelola pelaporan dan penanganan berbagai peristiwa kebencanaan yang terjadi di DIY. Data-data kebencanaan betul-betul real sesuai yang terjadi di daerah.
Diharapkan dari kegiatan ini adanya satu pemahaman tentang aplikasi “Pamor” di seluruh DIY, sehingga pelaporan kejadian dan bencana menjadi akuntabel, efektif dan efisien.
Media Center BPBD DIY
0 Komentar