Sepanjang Bulan Juni 2021 setidaknya tercatat sebanyak 29 kejadian. Gempa bumi tak terasa terjadi 11 kali dan tidak ada dampaknya. Sehingga dapat dikatakan pada bulan ini jumlah kejadian di DIY sedikit. Namun juga ada gempa terasa yang berdampak pada rontoknya genteng di beberapa wilayah di Gunungkidul dan Bantul serta tidak ada laporan korban jiwa. Pada catatan BMKG pada Bulan Juni ini telah masuk musim kemarau, namun sering terjadi hujan di siang atau sore hari dengan curah yang cukup deras bahkan disertai angin.
Hujan di musim kemarau ini setidaknya menyebabkan 3 kali kejadian longsor di Kulon Progo. Sehingga meski musim kemarau tidak menjamin tidak terjadinya tanah longsor.
Kejadian lainnnya yang perlu diwaspadai adalah pandemi Covid-19. Karena pada Bulan Juni ini mulai terjadi peningkatan kasus. Hal ini tentu harus menjadi peringatan bagi kita semua baik pemerintah maupun masyarakat untuk dapat mencegah, menangani dan melakukan pemulihan secara bersamaan.
Menjaga masyarakat untuk tatap patuh dalam melaksanakan protokol kesehatan adalah kunci untuk melakukan pencegahan yang paling mudah. Serta perlunya perkuatan pada satgas di tingkat mikro dapat mendorong pencegahan dan penanganan di tingkat yang paling bawah.
Disisi lain aktifitas Gunung Merapi juga meunjukkan aktifitas kegempaan dan guguran yang meningkat dibanding bulan sebelumnya. Namun hal ini belum cukup menjadi bahan bagi BPPTKG untuk menaikkan status ataupun tindakan lainnya. Sehingga diperlukan konsistensi melakukan pemantauan perkembangan baik melalui media sosial atau menjalin komunikasi yang baik dengan BPPTKG terkait perkembangan serta peringatan dini gunung Merapi.
DAMPAK KEJADIAN
Sebanyak 29 kejadian yang terjadi di DIY setidaknya berdampak pada 9 pohon tumbang. Dimana pohon tumbang ini disebabkan oleh angin kencang baik sebelum, saat maupun sesaat setelah hujan.
Sedikitnya 40 jiwa terdampak dalam kejadian sebulan ini. Jiwa terdampak tersebut adalah selain Covid-19. Melainkan dari kejadian kebakaran, angin kencang yang menimpa rumah, kendaraan, serta gempa bumi.
Total sebulan tercatat 25 bangunan rusak baik ringan hingga berat. Serta 4 tempat usaha yang rusak akibat kejadian kebencanaan Bulan Juni lalu. Selain itu, juga ada pohon tumbang yang tidak disebabkan oleh angin dan merusak jaringan listrik, rumah serta korban jiwa.
Dampak masing-masing kejadian dapat dilihat pada grafik sebagai berikut:
Selain pandemi, kerusakan fisik dan jiwa terdampak pada kejadian Bulan Juni untuk kebakaran menimbulkan kerusakan fisik tempat usaha 22%. Untuk angin kencang paling banyak menyebabkan pohon tumbang sebesar 30%. Untuk gempa bumi pada Bulan Juni menyebabkan kerusakan rumah tingkat sedang menduduki prosentase 48% dari seluruh dampak kejadian pada Bulan Juni. Selain itu, ada pula kejadian non bencana, yaitu pohon tumbang yang tidak disebabkan angin berakibat pada kerusakan jaringan listrik dan kerusaan kendaraan.
0 Komentar