Yogyakarta, 12 Juni 2019. Selama bulan Juni 2019, Badan Penanggulangan Bencana Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta mencatat telah terjadi 40 kejadian kebencanaan di wilayah D.I.Yogyakarta. Data tersebut bersumber dari Pusdalops PB BPBD DIY dan diperbarui hingga 10 Juli 2019. Kejadian kebencanaan terdiri dari Angin Kencang DIY (3 Kejadian), Gempa tidak terasa (1 Kejadian), Gempa Terasa (2 Kejadian), Kebakaran (26 Kejadian), Kebakaran Hutan/Lahan (6 Kejadian), Tanah Longsor (1 Kejadian) dan Kekeringan (1 Kejadian).
Kejadian pada bulan Juni 2019 ini menurun sekitar 35,48% dibanding bulan sebelumnya yang berjumlah 62 kejadian. Kejadian bencana yang naik meliputi gempa terasa dan kebakaran hutan/lahan. Sedangkan kejadian yang turun meliputi angin kencang, gempa tak terasa, kebakaran bangunan dan tanah longsor. Berbeda dengan kejadian bulan sebelumnya, kekeringan menjadi kejadian kebencanaan yang baru terjadi di bulan ini
Dari total kejadian tersebut, kejadian kebakaran bangunan merupakan kejadian paling banyak pada bulan Juni 2019. Tercatat 26 kejadian kebakaran bangunan dengan rincian Kabupaten Sleman (9 kejadian), Kota Yogyakarta (2 kejadian), Kabupaten Gunungkidul (5 kejadian) dan Kabupaten Bantul (10 kejadian). Sedangkan di Kabupaten Kulon Progo belum terdapat laporan masuk mengenai kejadian kebakaran bangunan.
Akibat kejadian yang terjadi pada bulan Juni 2019, berdampak pada kerusakan beberapa fasilitas umum, bangunan rusak, kendaraan, jiwa terdampak dan lingkungan rusak. Bangunan rusak sejumlah 31 unit, 20 KK terdampak, 5 unit fasilitas umum, 13 pohon tumbang dan 1 pohon terbakar.
Berdasarkan laporan yang masuk bahwa kekeringan/kekurangan air bersih merupakan kejadian kebencanaan yang baru terjadi pada bulan Juni ini, maka berikut adalah cara menghadapi kekeringan yang diolah dari berbagai sumber:
1. Membuat sumur pantek atau sumur bor untuk mendapatkan air.
2. Menyediakan air bersih dengan mobil tangki yang sudah di sediakan oleh dinas terkait.
3. Melakukan penyemaian hujan buatan di daerah tangkapan hujan.
4. Menyediakan pompa air.
5. Melakukan pengaturan pemberian air bagi pertanian secara darurat seperti gilir giring.
Dalam menghadapi musim kemarau, BPBD D.I.Yogyakarta juga terus menghimbau masyarakat agar lebih bijak dalam menggunakan air, terlebih bagi masyarakat yang tinggal di wilayah minim sumber air.
(Denish N/MEDIA CENTER BPBD DIY/Anast)
0 Komentar