Yogyakarta, 17 Juli 2019. Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan salah satu daerah yang mempunyai risiko tinggi terhadap berbagai ancaman bencana. DIY telah dan berpotensi terdampak 12 jenis bencana (baik bencana alam, bencana sosial, maupun bencana yang diakibatkan oleh kegagalan teknologi), yaitu letusan gunung api, tanah longsor dan erosi, banjir, kekeringan, tsunami, angin kencang, gelombang ekstrim dan abrasi, gempa bumi, epidemi dan wabah penyakit, kebakaran, konflik sosial, dan kegagalan teknologi. Wilayah ancaman bencana gempa bumi yang berpotensi tsunami di DIY terletak di pesisir selatan yang berbatasan dengan Samudera Indonesia. Samudera Indonesia di selatan Pulau Jawa adalah merupakan pertemuan lempeng Eurasia dan Indoaustralia yang merupakan potensi sumber terjadinya gempa bumi tektonik. Letak pertemuan lempeng di tengah laut menyebabkan wilayah pesisir menjadi rentan terhadap bahaya tsunami yang diakibatkan oleh pergeseran lempeng tersebut. Selain itu dengan melihat sejarah kejadian tsunami yang terjadi di selatan Pulau Jawa maka sudah seharusnya DIY memiliki kesiapsiagaan menghadapi ancaman bencana Tsunami.
Dalam 29 tahun terakhir, telah terjadi sedikitnya 18 kali Tsunami di Indonesia. Menyadari adanya potensi dan risiko bencana tersebut, BPBD DIY menyelenggarkan latihan penanganan Tsunami. Kegiatan ini diharapkan dapat menyusun gambaran rencana kontinjensi tingkat provinsi terkait penanganan Tsunami di DIY. Siapa melakukan apa, akan terlihat pada kegiatan tersebut, sehingga jika ada mising atau ketugasan ganda dapat menjadi bahan masukan serta koreksi dalam penanggulangan bencana, khususnya Tsunami. Selain itu diharapkan kegiatan ini meningkatkan kesiapsiagaan dalam menghadapi ancaman nyata melalui berbagai cara, antara lain dengan melakukan rangkaian siklus kesiapsiagaan, yaitu perencanaan, pengorganisasian dan penyiapan sumberdaya, pelatihan dan latihan, dan evaluasi yang hasilnya ditindaklanjuti dengan tindakan-tindakan perbaikan (corrective action) yang nyata.
Pada tahun 2019 ini BPBD DIY akan menyelenggarakan geladi ruang atau Table Top Exercise (TTX) Menghadapi Ancaman Tsunami difokuskan pada penanganan darurat bencana tsunami. Dilaksanakan pada 17-18 Juli 2019 mulai pukul 08.00 s/d 17.00 WIB Pada tahun 2020 direncanakan akan dilanjutkan dengan Latihan Keterampilan atau Drill Skill, Geladi Posko atau Command Post Exercise (CPX), Full Scale Exercise (FSE), termasuk Evaluasi Pasca Aksi atau After Action Review (AAR). Hasil kegiatan serupa yang akan di bahas diantaranya:
1. Pemahaman yang masih berbeda-beda baik tentang sistem komando penanganan darurat bencana maupun proses aktivasinya, di kalangan pemangku kepentingan yang terlibat dalam penanganan darurat bencana
2. Pemahaman yang masih belum memadai tentang pembagian peran dan tanggung jawab antara Kabupaten/Kota, Provinsi dan Nasional
3. Pemahaman yang masih belum memadai terkait perangkat-perangkat sistem komando penanganan darurat bencana Kabupaten/Kota, Provinsi dan Nasional dan keterkaitan antar perangkat-perangkat tersebut dalam PDB.
TTX akan mensimulasikan suatu keadaan darurat dalam kondisi informal dan lingkungan yang tanpa tekanan. Para manajer dan pemangku kebijakan terkait duduk bersama-sama dalam suatu meja mendiskusikan suatu permasalahan dan prosedur dalam konteks suatu skenario darurat yang telah disusun sebelumnya. Fokusnya adalah berlatih dan membiasakan diri dengan peraturan, prosedur, dan tanggung jawab dalam konteks skenario tersebut, dimana utamanya adalah pemerintah kab/kota sebagai lini depan dan pemerintah DIY mendukung dan membantu pada tingkat di atasnya.
Terselenggaranya latihan dan gladi berupa TTX untuk meningkatkan sinergitas sumber daya dan SKPDB pemangku kebijakan terkait, meningkatkan kapasitas pelaku dalam mekanisme komando, kendali, komunikasi, dan koordinasi dalam tanggap darurat bencana.
(Ekfanasita/MEDIA CENTER BPBD DIY/Anast)
0 Komentar