Yogyakarta, 4 Juli 2019. Bertempat di SMKN 1 Pengasih Kulon Progo, Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD DIY kembali menyelenggarakan Pelatihan Pertolongan Pertama Gawat Darurat (PPGD) dalam rangka tindak lanjut pembentukan dan pengembangan Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB). Pelatihan ini diselenggarakan selama dua hari 3-4 Juli 2019 dan dihadiri oleh 50 peserta.
Pelatihan dimulai dari Kabupaten Gunungkidul yang berlokasi di MAN 1 Wonosari 18-19 Juni 2019, Kota Yogyakarta di MAN 2 Yogyakarta 1-2 Juli 2019, Kabupaten Kulon Progo di SMKN 1 Pengasih. Sedangkan pada tanggal 23-24 Juli 2019 pelatihan berada di MAN 1 Bantul dan 30-31 Juli 2019 di SMAN 2 Sleman.
Materi yang disampaikan pada hari pertama meliputi kebijakan tanggap darurat bencana yang disampaikan oleh Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten/Kota, kedaruratan medis oleh Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota lingkup DIY, Penilaian, Anatomi dasar dan bantuan hidup dasar (BHD) PMI Kabupaten/Kota. Hari kedua meliputi materi trauma 1meliputi pengelanan perdarahan dan penanganan pembalutan, trauma 2 mengenai cidera alat gerak dan pemidaian, Evakuasi mengenai pemindahan korban dan transportasi dan diakhiri praktek PPGD.
Tujuan dari materi kebijakan tanggap darurat bencana agar peserta pelatihan mengetahui keadaan darurat, mengetahui manajemen penanganan darurat bencana, mengetahui prioritas dalam keadaan darurat. Selain itu peserta pelatihan juga memperoleh materi tentang Sistem Komando Penanganan Darurat. Sistem komando penanganan darurat bencana adalah suatu standar penanganan darurat bencana yang digunakan dengan mengintegrasikan pengerahan fasilitas, peralatan, personil, prosedur dan komunikasi dalam suatu struktur organisasi.
Materi selanjutnya yaitu kedaruratan medis. Kegawatdaruratan sehari-hari menurut data Global burden of diseases (2010) dan Health Sector Review (2014) paling sering adalah Stroke, Kecelakaan Lalu lintas, Jantung Iskemik. Selain itu proporsi kematian menurut tempat kejadian kematian paling banyak yaitu rumah (64,5%), rumah sakit (30,1%) tempat lainnya (3,4%) dan faskes lain (1,5%). Guna menekan angka kematian, pelatihan ini diharapkan dapat membekali sumber daya sekolah untuk meningkatkan kapasitasnya. Dari memilah kategori gawat, darurat dan gawat darurat serta penangananya.
Peserta pelatihan yang terdiri dari Kepala Sekolah, Guru, Karyawan tampak antusias mengikuti pelatihan ini. Diharapkan, para guru dan karyawan dapat menerapkan baik dalam hal kesiagaan sekolah maupun penyusunan kebijakan terkait aturan keselamatan di sekolah, serta mampu meberikan penanganan awal terhadap kedaruratan yang terjadi di sekolah. Di akhir pelatihan, peserta dibagi menjadi tiga kelompok untuk melakukan praktek langsung PPGD yang dibimbing langsung oleh tim PPGD BPBD DIY.
(Denish N/MEDIA CENTER BPBD DIY/Anast)
0 Komentar