Yogyakarta, 19 Agustus 2022. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DIY telah melaksanakan rapat kerja teknis Tim Reaksi Cepat (TRC) di Kab. Gunungkidul dengan tema “Kemandirian Masyarakat dalam Penanggulangan Kekeringan di Kabupaten Gunungkidul” pada Kamis, 18 Agustus 2022. Kegiatan ini dilaksanakan dengan maksud agar teridentifikasi daftar dan data daerah kekeringan/kekurangan air serta daftar dan data sumber air di Kabupaten Gunungkidul sehingga penanganan bencana kekeringan lebih efektif, tepat dan tuntas. Acara dibuka langsung oleh Kepala Pelaksana BPBD DIY, Drs. Biwara Yusawantana, M.Si. Turut hadir sebagai narasumber Bapak Sigit Hadi Prakosa, SP., M.Si dari BMKG Stasiun Klimatologi Yogyakarta, Bapak Supartono dari Bidang Sumber Daya Air DPUPRKP Kab. Gunungkidul dan Bapak M. Fajar Nugroho Kabid Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah Bappeda Gunungkidul.
Berdasarkan data dari BMKG Analisis Indeks Kekeringan bulan Mei – Juni menggunakan metode SPI di Gunungkidul dalam kategori agak basah – sangat basah dengan Prakiraan Indeks Kekeringan bulan Juli - September menggunakan metode SPI di Gunungkidul dalam kategori normal. Meskipun diprakirakan dalam kategori normal, Kab. Gunungkidul yang merupakan daerah karst sering mengalami kekeringan di musim kemarau.
Kejadian yang sama terus berulang setiap tahunnya di musim kemarau dan mungkin akan berubah di tahun-tahun mendatang. Untuk mengatasi kekeringan air di setiap tahunnya, upaya jangka pendek yang telah dilakukan pemerintah ialah dengan dropping air. Diharapkan pemerintah dapat memberikan solusi upaya jangka panjang untuk menjaga keseimbangan antara ketersediaan sumber air dan pemanfaatan air melalui pengembangan serta pelestarian, perbaikan dan perlindungan juga penanggulangan kekeringan di wilayah DIY. Kebutuhan masyarakat tidak bisa terlepas dari kebutuhan air. Analisis ketersediaan sumber air bertujuan untuk mengetahui potensi sumber air yang ada. Hal ini dapat membantu masyarakat dalam mengoptimalkan air dengan baik sesuai proporsi dan menjaganya dari pencemaran.
Peranan sumber daya air sangat penting dalam kehidupan manusia dan terbatas jumlahnya. Dengan bertambahnya jumlah penduduk dan meningkatnya kegiatan pembangunan akan berdampak pada peningkatan kebutuhan air. Pengetahuan tentang ketersediaan air di wilayah DIY menjadi penting untuk memenuhi kebutuhan air di masyarakat. Pengetahuan tentang air dan alirannya juga bermanfaat untuk membantu dalam pemenuhan kebutuhan air sehari-hari yang mengalirkan air dengan debit yang besar sehingga sangat berpotensi dalam pemenuhan kebutuhan hidup.
Berdasarkan pemaparan Bapak Supartono dari Bidang Sumber Daya Air DPUPRKP Kab. Gunungkidul, saat ini ketersediaan air di Gunungkidul yaitu: sungai, mata air, telaga (alami dan buatan), dan sumur bor (sumur dalam). Dengan rincian berdasarkan hasil investarisasi, ada satu sungai utama/orde 2 yaitu sungai Oya dan 208 anak sungai yang berhulu di Kab. Gunungkidul, mata air yang sudah terdata dan dimanfaatkan untuk irigasi sebanyak 50 mata air, dengan telaga berjumlah 359 telaga di Kab. Gunungkidul yang dimanfaatkan untuk pertanian, perikanan dan konservasi air, dan 56 sumur bor yang dimanfaatkan untuk irigasi dalam bentuk sistem jaringan daerah irigasi air tanah dengan luas total 1186 Ha.
Pada akhir pemaparan Bapak Sigit Hadi Prakosa, S.P., M.Si BMKG menyampaikan update kondisi iklim terkini meliputi :
- La Nina lemah diprediksi akan berlangsung hingga Desember 2022
- Dipole mode indeks negatif diprakirakan akan berlangsung hingga September 2022 berkontribusi terhadap penambahan curah hujan atau suplai air selama periode tersebut
- Suhu muka laut di selatan Jawa diprediksi lebih hangat dari kondisi normalnya hingga November 2022 mendatang juga berkontribusi terhadap penambahan curah hujan atau suplai uap air selama periode tersebut.
Dengan prakiraan musim hujan 2022/2023 di Kab. Gunungkidul, awal musim hujan diprakirakan terjadi pada bulan Oktober II, perbandingan awal musim hujan dengan normalnya maju 1 – 2 dasarian dengan sifat hujan selama musim hujan di atas normal. Sedangkan puncak musim hujan diprakirakan pada bulan Januari – Februari 2023.
Pada kesempatan yang sama Bapak M. Fajar Nugroho, Bappeda memberikan saran untuk perencanaan penangangan kekeringan di Kabupaten Gunungkidul dalam jangka panjang dengan mengeksplorasi sumber-sumber air yang ada di Kabupaten Gunungkidul.
(Riz/Ekf)
0 Komentar