Yogyakarta, 3 Juli 2019. Lokasi Indonesia yang berada di cincin api menjadikannya salah satu negara yang rawan bencana. Di bulan April 2019 masih teringat dengan jelas bencana banjir dan longsor di Bengkulu yang telah menelan korban meninggal dunia sebanyak 25 jiwa, korban hilang tiga jiwa, jumlah pengungsi sebanyak 13.728 jiwa, luka-luka empat jiwa, penduduk rentan 22.820 dan total terdampak hingga 45.142 jiwa.
Salah satu masalah yang sering ditemui dalam kondisi bencana adalah kesehatan korban. Bukan hanya pada saat kejadian, tetapi juga ketika mereka berada di pengungsian. Dengan keterbatasan di lokasi pengungsian, lalu bagaimana mereka tetap bisa menjalani hidup dengan sehat dan layak.
Berikut ini adalah Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) yang dikutip dari Pusat Krisis Kesehatan, Kemenkes RI:
- Berhenti merokok
- Gunakan air bersih
- Gunakan toilet komunal
- Cuci tangan dengan sabun
- Terus berikan asi kepada bayi
- Buang sampah pada tempatnya
- Kelola stres & lakukan kegiatan positif
- Manfaatkan medis & pelayanan kesehatan
Selain itu diperlukan kesehatan lingkungan di pengungsian dengan cara :
- Penyediaan air bersih
- Pengelolaan limbah cair
- Pengelolaan limbah manusia
- Pengawasan & pengamanan makanan dan minuman
- Pengelolaan sampah
- Pengelolaan vector penyakit
Pelayanan kesehatan untuk ibu dan anak-anak di pengungsian merupakan hal yang penting meliputi pemberian pelayanan kesehatan dasar umum untuk ibu dan anak, pemeriksaan kehamilan, dan nifas/ibu melahirkan. Pemberian ASI eksklusif pada bayi oleh ibu dan mengawasi pemberian susu formula pada balita.
Pengungsian juga berhak memperoleh akses pelayanan kesehatan, mendapatkan informasi kesehatan reproduksi, serta pelayanan kesehatan fisik dan mental. Disamping itu pengungsi berhak menikah, mencari keluarga yang hilang, dan hak untuk reproduksi (seimbang laki-laki dan perempuan).
Sumber foto : TRC BPBD DIY
(Denish N/MEDIA CENTER BPBD DIY/Anast)
0 Komentar