Yogyakarta, 29 Mei 2019. Memasuki musim kemarau tentu butuh perhatian masyarakat guna menghindari bencana kekeringan. Kekeringan yang terjadi akibat musim kemarau sering membuat cadangan air semakin tipis, hal ini terjadi bahkan hampir setiap tahunnya seiring dengan datangnya musim kemarau.
Para petani menjadi salah satu yang terdampak bencana kekeringan, tanaman yang merupakan hasil panen pun terancam gagal panen karena kekurangan air. Selain itu, bencana kekeringan juga membuat persediaan air bersih di sekitar menjadi langka.
Beberapa hal terkait mitigasi kekeringan diantaranya;
1. Mengatasi Kekeringan Dengan Embung
Embung atau penampung air hujan bisa menjadi cara untuk mengtasi kekeringan saat musim kemarau. Embung ini diperuntukan untuk menyediakan air ketika musim kemarau panjang. Embung dapat membantu mengairi tanaman yang kering, sehingga membuat tanaman tidak mati karena kekurangan air. Embung ini dapat dimanfaatkan oleh petani yang menjadi sumber air ketika kemarau
2. Mengatasi Kekeringan Dengan waduk
Saat musim kemarau tiba banyak sekali sumber air yang mengalami kekeringan, salah satunya Waduk. Oleh sebab itu sangat penting untuk mengatasi kekeringan, dengan mencegah waduk mengalami pendangkalan. Sebab jika waduk mengalami pendangkalan, maka kapasitas air dalam waduk pun akan berkurang. Oleh sebab itu, cara mengatasinya adalah dengan melakukan pengerukan waduk agar lebih dalam sehingga waduk dapat menampung air lebih banyak.
3. Mengatasi Kekeringan Dengan Penghijauan
Penghijauan merupakan cara sederhana mengatasi kekeringan saat musim kemarau. Namun penghijauan ini alangkah baiknya dilakukan didaerah hulu, diikuti dengan melakukan pengurangan konversi lahan di daerah hulu. Konversi lahan juga dapat mengurangi kemampuan lahan dalam menyerap air hujan.
Selain itu, yang harus di waspadai juga adalah kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di musim kemarau, karhutla adalah keadaan pada lahan atau hutan yang di landa api, sehingga mengakibatkan kerusakan serta dampak yang merugikan. Tentunya potensi kebakaran hutan dan lahan akan semakin menangkat seiring datangnya musim kemarau. Musim kemarau yang identik dengan suasana yang terik dan panas, selain berdampak pada kehidupan, terkadang juga menimbulkan permasalahan di lingkungan sekitar seperti kebakaran, baik karena sampah atau karena faktor alam itu sendiri.
Data tahun 2018 menunjukkan terjadinya puncak kekeringan di wilayah DIY pada bulan Juni sampai dengan September. Hal ini ditandai dengan banyaknya permintaan dan pendistribusian droping air pada bulan tersebut. Data pendukung lainya banyaknya kebakaran lahan dan atau hutan pada Mei sampai dengan Oktober sebanyak 50 kejadian dengan kejadian paling banyak pada bulan Agustus dan Oktober. Dari gambaran tersebut, perlu kiranya masyarakat bersiap-siap untuk menghadapi musim kemarau pada tahun ini. Mudah-mudahan apa yg telah kita persiapkan bersama baik masyarakat mapun pemetintah dapat mengantisipasi dan mencegah bencana kekeringan.
(Kholiq Rahman/MEDIA CENTER BPBD DIY/Annas Syafa'at)
0 Komentar