Yogyakarta, 21 Februari 2019. BPPTKG selaku badan yang melakukan penelitian, penyelidikan, pengembangan metode teknologi dan instrumentasi, pengelolaan sarana dan prasarana laborratorium kebencanaan geologi serta mitigasi dan penyelidikan Gunung Merapi, terus melakukan pemantauan aktivitas vulkanik Gunung Merapi yang masih terus mengalami guguran lava. Berangkat dari hal tersebut, pada pagi ini bertempat di Kantor BPPTKG DIY, Ibu Hanik Humaida selaku Kepala BPPTKG melakukan Siaran Pers terkait “Perkembangan Aktivitas Gunung Merapi”.
Seperti yang di ketahui aktivitas Gunung Merapi sejak tanggal 29 Januari 2019 memasuki fase pembentukan guguran lava dan awan panas guguran. Berikut catatan kejadian awan panas guguran:
1. Pada tanggal 29 Januari 2019 terjadi sebanyak 3 kali dengan jarak luncur maksimum 1.400m.
2. Pada tanggal 7 Februari 2019 terjadi sebanyak 1 kali dengan jarak luncur 2.000m.
3. Pada tanggal 11 Februari 2019 terjadi sebanyak 1 kali dengan jarak luncur 400m.
4. Pada tanggal 18 Februari 2019 terjadi sebanyak 7 Kali dengan jarak luncur maksimum 1.000m.
Volume kubah lava sebesar 461.000m3 terhitung pada tanggal 22 Januari 2019, relatif tetap hingga saat ini. Material ekstrusi lava sebagian besar langsung meluncur membentuk guguran lava atau awan panas guguran.
Aktivitas kegempaan sebulan terkahir berupa gempa VB 14 kali, MP 39 kali, LF 34 kali, DG 81 kali dan RF 1.216 kali. Secara keseluruhan mengalami peningkatan perbandingan dengan periode sebelumnya. Hal ini menandakan bahwa suplay magma ke permukaan masih berlangsung dan cenderung meningkat.
Jarak luncur guguran lava dan awan panas saat ini maksimum 2.000m dan masih berpotensi terjadi dengan jarak luncur kurang dari 3.000m. Dengan demikian belum mengancam keselamatan penduduk di pemukiman yang berjarak paling dekat 4.5km dari puncak Gunung Merapi. Saat ini status Gunung Merapi masih berada di Level II (Waspada), namun apabila terjadi atau berpotensi terjadi awan panas dengan jarak luncur melebihi 3.000m maka rekomendasi tingkat aktivitas akan di evaluasi.
Sehubungan dengan perkembangan aktivitas Gunung Merapi tersebut maka BPPTKG merekomendasikan beberapa hal sebagai berikut:
1. Masyarakat, khususnya yang berada di Kawasan Rawan Bencana III, diimbau untuk tetap tenang dan beraktivitas seperti biasa, serta selalu mengikuti informasi aktivitas Gunung Merapi.
2. Radius 3km dari puncak Gunung Merapi agar di kosongkan dari aktivitas penduduk.
3. Masyarakat dan pemerintah daerah di mohon mempersiapkan prosedur penanganan kondisi darurat terhadap aktivitas masyarakat atau wisatawan di alur Kali Gendol dan sekitarnya.
4. Masyarakat di sekitar di himbau untuk mengantisipasi gangguan akibat abu vulkanik.
5. Masyarakat agar mewaspadai bahaya lahar terutama saat terjadi hujan di seputar Gunung Merapi.
Sumber: Siaran Pers BPPTKG DIY
Kami juga menghimbau masyarakat untuk tidak panik dan mempercayai berita yang tidak jelas sumber dan kebenarannya, pantau selalu sosial media BPPTKG untuk informasi mengenai perkembangan aktivitas Gunung Merapi.
(Kholiq Rahman/Media Center BPBD DIY/Annas S)
0 Komentar