Bulan Januari 2022 ini virus covid-19 varian Omicron mulai merembet ke beberapa daerah di Indonesia. Dikutip data Dinas Kesehatan Pemerintah DKI hingga jumat 14 Januari 2022 tercatat sudah ada 725 kasus Covid-19 Omicron dimana sebanyak 75% atau 545 orang adalah pelaku perjalanan luar negeri, sedangkan 180 lainnya adalah transmisi lokal. Hal inilah yang juga membuat kebijakan masa karantina pelaku perjalanan luar negeri yang masuk ke Indonesia kembali menjadi 7 x 24 Jam per 12 Januari 2022 melalui Surat Edaran Kasatgas Covid-19 Nomor 2 Tahun 2022.
Walaupun menurut satgas covid nasional melalui website resminya memberitakan bahwa 99% pasien kasus Omicron saat ini bergejala ringan atau tanpa gejala, namun antisipasi akan ledakan kasus omicron tetap harus dilakukan supaya tidak terjadi situasi kolaps pada fasilitas kesehatan masyarakat di lapangan. Hal ini karena para epidemiolog memperkirakan ledakan omicron lebih cepat dan lebih besar daripada varian Delta pada pertengahan 2021 lalu. Berkaca dari kasus yang terjadi di Australia saat ini merebaknya varian Omicron tercatat 20 ribu kasus setiap hari setidaknya dalam 2 minggu terakhir.
"Sehari-hari 20 ribu sampai kolaps layanan kesehatan. Ini pelajaran buat Indonesia bahwa sekarang tenaga kesehatan berkurang karena banyak yang diisolasi karantina. Bahkan saya mau beli makanan banyak yang habis karena suplai terganggu," ujar Dicky Budiman, Epidemiolog Universitas Griffith Australia dalam siaran langsung, Kamis (13/1/2022). -health.detik.com
Sementara itu dikutip dari website Satgas Covid Nasional (covid19.go.id) update kasus aktif covid19 di provinsi DIY per 16 Januari 2022 menduduki peringkat 12 di Indonesia dengan 107 kasus aktif. Naiknya kasus aktif covid19 di DIY beberapa pekan terakhir juga perlu diantisipasi supaya penyebaran tidak merebak terlalu cepat.
Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X menyampaikan capaian vaksinasi di DIY cenderung telah mencapai target yang ditentukan pemerintah pusat. “Untuk vaksinasi lansia dosis 1 telah mencapi 82,13% dan dosis 2 sebanyak 71,85%. Vaksinasi anak 6-11 tahun juga telah mencapai 52,18%. Pemda DIY juga telah menyiapkan isoter dan fasilitas lain, tapi harapannya Omicron tidak masuk di DIY. Saya mohon doa restu supaya aman terkendali,” ungkap Sri Sultan. Pernyataan tersebut disampaikan Sri Sultan dalam Rapat Koordinasi Antisipasi Menghadapi Omicron, Selasa (11/01) secara daring di Gedhong Pracimosono, Kompleks Kepatihan, Yogyakarta. Pada rapat yang dipimpin Menteri Koordinasi Maritim Investasi Luhut Binsar Panjaitan itu, Ngarsa Dalem didampingi Wakil Gubernur DIY KGPAA Paku Alam X beserta Kepala OPD DIY terkait.
Sementara itu ditempat dan waktu terpisah Wagub DIY KGPAA Paku Alam X dengan didampingi Kadinkes DIY drg. Pembajun Setyaningastutie meninjau langsung kick off booster vaksinasi, Kamis (13/01) di JEC, Bantul. Secara serentak, kick off ini juga diikuti oleh kabupaten/kota di seluruh DIY. Sri Paduka menjelaskan, booster ini diprioritaskan untuk lansia terutama dengan komorbid untuk mengurangi risiko fatal paparan Covid-19. Menurutnya, varian baru ini memang lebih berisiko bagi kelompok ini. 472.800 lansia di DIY menjadi target pemberian booster vaksinasi Covid-19. Booster diberikan dengan memprioritaskan lansia dan masyarakat berkomorbid, dengan mempertimbangkan risiko paparan virus terutama varian Omicron yang lebih tinggi terhadap mereka. – jogjaprov.id
Sultan menuturkan varian Omicron seperti serpihan dari varian Delta yang sama-sama perlu diwaspadai. Terlebih penularan Omicron lebih cepat.
Gugus Tugas Penangan Covid-19 DI Yogyakarta mencatat sejak 1 hingga 14 Januari 2022, kasus baru harian Covid-19 DIY tak pernah lebih dari 10 kasus. "Penambahan kasus terkonfirmasi Covid-19 di DIY hari ini sebanyak 3 kasus, positivity rate harian per hari ini 0,04 persen," kata Juru Bicara Gugus Tugas Penanganan Covid-19 DIY Berty Murtiningsih. -travel.tempo.co
Dengan digencarkannya program vaksinasi covid19 baik untuk anak 6-11 tahun maupun booster untuk lansia dan kelompok rentan di berbagai fasilitas kesehatan di DIY ini diharapkan akan meningkatkan kesiapsiagaan dalam menghadapi perkiraan ledakan covid Omicron. Para pasien yang tidak bergejala atau hanya mengalami gejala ringan diharapkan juga cukup melakukan isolasi mandiri di rumah untuk memberikan ruang bagi layanan kesehatan masyarakat seperti puskesmas dan rumah sakit pemerintah maupun swasta untuk dapat menangani pasien yang bergejala berat.-(Bert)
0 Komentar