Yogyakarta, 19 Juli 2024. Kawasan Sumbu Filosofi di Komplek Kepatihan Yogyakarta, bukan hanya merupakan tempat bersejarah yang kaya akan nilai budaya dan filosofi Jawa, tetapi juga rentan terhadap berbagai risiko bencana alam. Untuk melindungi warisan budaya dan memastikan keberlanjutan komunitas lokal, penerapan DRMP (Disaster Risk Management Plan) menjadi krusial dalam menghadapi tantangan ini. BPBD DIY Bersama Bank Dunia Kembali menyelenggarakan workshop Partisipatif pada 17-19 Juli 2024 bertempat di Komplek Kepatihan Yogyakarta.
DRMP adalah pendekatan terstruktur untuk mengelola risiko bencana dengan tujuan utama melindungi nyawa manusia, meminimalkan kerugian ekonomi, dan melestarikan warisan budaya serta identitas sosial masyarakat. Di Kepatihan DIY, implementasi DRMP melibatkan beberapa langkah penting:
- Identifikasi Risiko: Melakukan pemetaan risiko yang komprehensif untuk mengidentifikasi ancaman utama seperti gempa bumi, angin kencang, dan kebakaran, serta menganalisis potensi dampaknya terhadap bangunan bersejarah dan kehidupan budaya.
- Perencanaan Mitigasi: Mengembangkan strategi mitigasi yang mencakup pemeliharaan bangunan bersejarah dengan teknik konstruksi yang tahan terhadap guncangan gempa, dan mengidentifikasi bahaya kebakaran untuk mengurangi risiko kebakaran.
- Respons Darurat: Menetapkan prosedur respons darurat yang efektif, termasuk sistem peringatan dini dan rencana evakuasi yang memadai untuk menyelamatkan nyawa dan harta benda masyarakat saat terjadi bencana.
- Pemulihan Berkelanjutan: Setelah bencana, fokus pada pemulihan yang cepat dan berkelanjutan, termasuk memperbaiki infrastruktur dan membangun kembali kehidupan budaya serta aktivitas komunitas.
Implementasi DRMP di Kepatihan DIY membutuhkan kolaborasi yang erat antara pemerintah lokal, komunitas adat, ahli waris budaya, dan organisasi non-pemerintah. Keterlibatan aktif dari semua pihak akan memastikan bahwa rencana ini tidak hanya efektif dalam mengurangi risiko bencana tetapi juga sensitif terhadap nilai budaya dan kearifan lokal yang ada.
DRMP di Kawasan Sumbu Filosofi Kepatihan DIY bukan hanya tentang melindungi infrastruktur fisik tetapi juga melestarikan warisan budaya yang tak ternilai harganya. Dengan pendekatan yang holistik dan partisipatif, komunitas ini dapat membangun masa depan yang lebih aman dan berkelanjutan, sambil mempertahankan identitas budaya dan spiritual yang telah mengakar dalam sejarah mereka. Melalui upaya ini, Kepatihan DIY tidak hanya bertahan dari ancaman bencana, tetapi juga mampu tumbuh dan berkembang dalam cara yang memperkaya budaya Jawa dan warisan dunia secara keseluruhan.
0 Komentar