Status Merapi
Status Merapi Terkini

Gempa Bumi
Sumber BMKG

Tanggal : 07 Nov 2025,   Jam : 05:28:29 WIB

Magnitudo : 2.8 SR,      Kedalaman : 5 km

Potensi : Gempa ini dirasakan untuk diteruskan pada masyarakat

Wilayah : Pusat gempa berada di laut 15 km Tenggara Tarakan

Cuaca DIY
Prakiraan Cuaca


Setiap Api Ada Lawannya: APAR tepat, Padam Cepat!

Setiap Api Ada Lawannya: APAR tepat, Padam Cepat!

Alat Pemadam Api Ringan (APAR) atau fire extinguisher merupakan salah satu perlengkapan keselamatan yang sangat penting dalam mencegah dan menanggulangi kebakaran sejak dini. Keberadaan APAR di tempat kerja, sekolah, rumah, maupun fasilitas umum menjadi bentuk kesiapsiagaan terhadap risiko kebakaran yang dapat terjadi kapan saja. Namun, tidak semua jenis APAR tepat digunakan untuk semua jenis kebakaran. Oleh karena itu, penting untuk memahami jenis-jenis APAR dan fungsinya agar penggunaannya efektif. APAR digunakan untuk memadamkan api atau mengendalikan kebakaran kecil. umumnya berbentuk tabung yang berisi bahan pemadam api yang bertekanan tinggi. Dalam hal Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3), APAR merupakan peralatan wajib yang harus dilengkapi oleh setiap Perusahaan dalam mencegah terjadinya kebakaran yang dapat mengancam keselamatan pekerja dan aset perusahaannya. Berdasarkan Bahan pemadam api yang digunakan, APAR (Alat Pemadam Api Ringan) dapat digolongkan menjadi beberapa Jenis. Diantaranya terdapat beberapa jenis APAR yang umum digunakan, yaitu :  APAR Jenis Air (Water Extinguisher) APAR jenis air digunakan untuk memadamkan kebakaran kelas A, yaitu kebakaran yang disebabkan oleh bahan padat non-logam seperti kayu, kertas, kain, atau plastik. Cara kerjanya adalah dengan menurunkan suhu pada area yang terbakar hingga api padam. Namun, APAR air tidak tepat jika digunakan untuk kebakaran yang melibatkan listrik atau kimia cair seperti minyak, karena dapat menyebabkan sengatan listrik atau penyebaran api yang lebih luas.  APAR Jenis Busa (Foam Extinguisher) APAR busa efektif untuk kebakaran kelas A dan B, yaitu kebakaran akibat bahan padat serta cairan mudah terbakar seperti bensin, solar, dan minyak. Busa yang dikeluarkan APAR akan membentuk lapisan penutup di atas permukaan bahan bakar sehingga memutus kontak antara oksigen dan bahan yang terbakar. Dengan demikian, api dapat dipadamkan lebih cepat dan aman.  3. APAR Jenis Serbuk Kering (Dry Chemical Powder) Jenis ini merupakan salah satu yang paling umum digunakan karena efektif untuk memadamkan kebakaran kelas A, B, dan C (yang disebabkan oleh listrik). Serbuk kimia dalam APAR ini bekerja dengan menghambat reaksi kimia pada proses pembakaran. APAR jenis serbuk kering cocok digunakan di berbagai lingkungan, seperti perkantoran, bengkel, dan kendaraan bermotor.  4. APAR Jenis Karbon Dioksida (CO₂ Extinguisher) APAR CO₂ digunakan untuk kebakaran kelas B dan C. Gas karbon dioksida bekerja dengan menggantikan oksigen di sekitar api sehingga proses pembakaran terhenti. Selain itu, gas CO₂ juga bersifat dingin, sehingga membantu menurunkan suhu di area terbakar. Kelebihan lainnya adalah tidak meninggalkan residu, sehingga aman digunakan untuk peralatan elektronik seperti komputer atau panel listrik. Pemilihan jenis APAR perlu disesuaikan dengan potensi risiko kebakaran di lingkungan tersebut. Mengetahui fungsi dan cara kerja setiap jenis APAR akan mempermudah penanganan darurat serta mencegah terjadinya kerugian yang lebih besar. ...

Detail Berita

Kejadian Cuaca Ekstrem di Wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta, 31 Oktober 2025

Kejadian Cuaca Ekstrem di Wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta, 31 Oktober 2025

Laporan Situasi Kejadian Cuaca Ekstrem di Wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta Jumat, 31 Oktober 2025 | Update pukul 14:30 WIB Berdasarkan Informasi Peringatan Dini BMKG DIY pada pukul 10:36 WIB dan Update pada pukul 11:04 WIB, 11:57 WIB dan 13:15 WIB, bahwa potensi Hujan Sedang-Lebat yang dapat disertai Kilat/Petir dan Angin Kencang melanda di seluruh wilayah DIY. Hujan disertai angin kencang dan petir melanda di beberapa titik di wilayah DIY, sehingga menimbulkan dampak kerusakan, antara lain: 1. Kabupaten Sleman Melanda Kapnewon Ngaglik, Minggir dan Gamping,   dengan dampak: Rumah Rusak (3 Unit), pohon tumbang (2 titik), jaringan listrik (1 titik) dan menutup akses jalan (1 titik) 2. Kota Yogyakarta Melanda Kemantren Gondokusuman, Wirobrajan, Kota Gede, Pakualaman, Umbulharjo dan Danurejan. Dampak : pohon tumbang (7 titik), menutup akses jalan (5 titik), tempat usaha (2 titik), jaringan Internet (1 titik), Jaringan listrik (1 titik) dan Baliho roboh (1 titik) 3. Kabupaten Bantul Melanda Kapanewon Kasihan : pohon tumbang (10 titik) dan tempat usaha/angkringan & rumah makan (2 titik), joglo roboh / rumah (1 titik). 4. Kabupaten Kulon progo Melanda Kapanewon Sentolo : pohon tumbang (1 titik) dan rumah rusak (1 unit) Masyarakat diimbau untuk tetap waspada saat cuaca mendung atau hujan lebat dengan menghindari berteduh di bawah pohon, papan reklame, atau tiang listrik, serta memastikan saluran air di sekitar rumah tidak tersumbat. Warga yang tinggal di daerah rawan banjir dan longsor diminta untuk selalu memantau kondisi lingkungan dan informasi cuaca dari pihak berwenang, serta segera mencari tempat aman jika terjadi peningkatan debit air atau tanda-tanda longsor guna menghindari potensi bencana. Catatan: Data bersifat sementara, dapat berubah sesuai update terbaru. ...

Detail Berita

Hujan Disertai Angin Kencang Timbulkan Sejumlah Dampak di Empat Kabupaten/Kota

Hujan Disertai Angin Kencang Timbulkan Sejumlah Dampak di Empat Kabupaten/Kota

Yogyakarta, 16 Oktober 2025 — Cuaca ekstrem kembali melanda wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta pada Rabu (15/10) siang. Hujan deras disertai angin kencang terjadi hampir merata di sebagian besar wilayah DIY sejak pukul 14.00 WIB. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Yogyakarta telah mengeluarkan peringatan dini cuaca ekstrem pada pukul 13.15 WIB, yang kemudian diperbarui pukul 14.40 WIB dan 16.30 WIB. Hujan baru mulai mereda sekitar pukul 19.00 WIB, namun selama rentang waktu tersebut, angin kencang dan curah hujan tinggi telah menimbulkan berbagai dampak di empat kabupaten/kota di DIY. Berdasarkan data hingga pukul 24.00 WIB, berikut rangkuman wilayah terdampak: Kabupaten Sleman Sebanyak 21 lokasi di empat Kapanewon, yaitu Mlati, Sleman, Pakem, dan Gamping terdampak hujan deras dan angin kencang. Dampak yang tercatat antara lain 27 pohon tumbang, 1 unit kost/joglo, 3 tempat usaha, 6 titik akses jalan terganggu, 3 jaringan listrik, 2 fasilitas pendidikan, 1 area parkir, 1 jaringan komunikasi, serta 1 unit mobil yang tertimpa pohon. Sebanyak 8 orang warga juga dilaporkan mengalami luka dan dirujuk ke Rumah Sakit Akademik UGM untuk mendapatkan penanganan medis. Kabupaten Gunungkidul Wilayah ini mencatat 50 titik kejadian di tiga Kapanewon: Nglipar, Semin, dan Ngawen. Dampaknya meliputi 10 pohon tumbang, 39 rumah rusak ringan, 3 tempat usaha, 3 jaringan listrik terganggu, 1 akses jalan tertutup, 1 gapura roboh, serta 4 kandang ternak rusak akibat hempasan angin kencang. Kota Yogyakarta Cuaca ekstrem juga dirasakan di wilayah perkotaan. Empat titik kejadian di tiga Kemantren — Umbulharjo, Tegalrejo, dan Danurejan — dilaporkan mengalami 3 pohon tumbang, 1 kanopi roboh, 1 akses jalan terganggu, dan 1 jaringan listrik terdampak. Kabupaten Bantul Di wilayah Bantul, dua titik kejadian tercatat di Kapanewon Kasihan dan Sedayu. Dua pohon tumbang menimpa bagian garasi rumah warga. Tidak ada laporan korban jiwa dari kejadian ini. Langkah Penanganan yang telah dilakukan BPBD DIY bersama tim TRC kabupaten/kota, PSC 119, instansi terkait, relawan, serta warga setempat segera melakukan assesment, pemotongan dan pembersihan pohon tumbang, pengkondisian lokasi, serta koordinasi lintas sektor untuk percepatan penanganan dampak. Imbauan dan Kewaspadaan Melihat potensi cuaca ekstrem yang masih berpeluang terjadi hingga tiga hari ke depan, masyarakat diimbau untuk tetap waspada, terutama bagi warga yang tinggal di sekitar pohon besar, dekat aliran listrik, maupun di wilayah rawan genangan. BPBD DIY juga mengingatkan masyarakat untuk selalu memperbarui informasi cuaca melalui situs resmi dan media sosial BMKG Stasiun Meteorologi Yogyakarta, agar langkah antisipasi dapat dilakukan lebih dini. Pemantauan citra radar cuaca dan pergerakan awan sangat membantu dalam mengantisipasi potensi kejadian serupa. Sumber Informasi: BMKG, PSC 119, TRC BPBD DIY, TRC dan Pusdalops BPBD Kabupaten/Kota se-DIY, instansi terkait, relawan, dan warga masyarakat. #BPBDDIY #CuacaEkstrem #KesiapsiagaanBencana #KejadianHidrometeorologi ...

Detail Berita

Sebagai bentuk transparansi, kami meyediakan informasi publik sebagai berikut