Letusan gunung api memberikan catatan sejarah tersendiri terhadap kebencanaan di Indonesia. Beberapa letusan dahsyat tidak hanya berdampak di wilayah Indonesia tetapi juga wilayah-wilah di benua lain. Letusan gunungapi dahsyat antara lain mengguncang Gunung Toba, Tambora (1815), dan Krakatau (1883). Indonesia yang dilewati oleh barisan gunungapi atau lebih dikenal dengan cincin api memiliki 29 gunungapi aktif. apalagi di derah jogjakarta yang memiliki gunung berapi paling aktif di dunia yang mempunyai ketinggian puncak 2.930 mdpl, adn gunung ini menurut catatan modern mengalamai erupsi 4-5 tahun sekali.
Menghadapi ancaman letusan gunungapi, Anda memiliki lebih banyak waktu karena aktivitas letusan mengalami proses yang dapat dideteksi oleh para ahli dan pihak berwenang. Masyarakat yang hidup di sekitar gunungapi aktif mungkin akan melihat pergerakan binatang-binatang yang menjauh karena suhu yang memanas, getaran gempa, maupun bau sulfur.
Apa yang dilakukan sebelum terjadi letusan gunungapi:
1. Memperhatikan arahan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) terkait dengan perkembangan aktivitas gunungapi.
2. Persiapkan masker dan kacamata pelindung untuk mengantisipasi debu vulkanik.
3. Mengetahui jalur evakuasi dan shelter yang telah disiapkan oleh pihak berwenang.
4. Mempersiapkan skenario evakuasi lain apabila dampak letusan meluas di luar prediksi ahli.
5. Persiapkan dukungan logistik:
- Makanan siap saji dan minuman;
- Lampu senter dan baterai cadangan;
- Uang tunai secukupnya;
- Obat-obatan khusus sesuai pemakai.
Apa yang dilakukan pada saat terjadi letusan gunungapi:
1. Pastikan anda sudah berada di shelter atau tempat lain yang aman dari dampak letusan.
2. Gunakan masker dan kacamata pelindung
3. Selalu memperhatikan arahan dari pihak berwenang selama berada di shelter.
Apa yang dilakukan sesudah terjadi letusan gunungapi:
1. Apabila Anda dan keluarga harus tinggal lebih lama di shelter, pastikan kebutuhan dasar terpenuhi dan pendampingan khusus bagi anak-anak dan remaja diberikan. Dukungan orangtua yang bekerjasama dengan organisasi kemanusiaan dalam pendampingan anak-anak dan remaja sangat penting untuk mengurangi stres atau ketertekanan selama di shelter.
2. Tetap gunakan master dan kacamata pelindung ketika berada di wilayah yang terdampak abu vulkanik.
3. Memperhatikan perkembangan informasi dari pihak berwenang melalui radio atau pengumuman dari pihak berwenang.
4. Waspada terhadap kemungkinan bahaya kedua atau secondary hazard berupa banjir lahar dingin. Bencana ini dipicu oleh curah hujan tinggi dan menghanyutkan material vulkanik maupun reruntuhan kayu atau apapun sepanjang sungai dari hilir ke hulu. Perhatikan bentangan kiri dan kanan dari titik sungai mengantisipasi luapan banjir lahar dingin.
0 Comments