Yogyakarta, 2 Oktober 2025 – Memasuki awal musim penghujan, wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta kembali dihadapkan pada sejumlah kejadian bencana hidrometeorologi dan geologi. Dalam beberapa hari terakhir, cuaca ekstrem seperti hujan lebat disertai angin kencang hingga hujan abu vulkanik dari Gunung Merapi menyebabkan berbagai dampak di beberapa kabupaten/kota.
Pada Senin, 29 September 2025, hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang turun sejak pukul 11.00 hingga sore hari memicu sejumlah kerusakan di beberapa wilayah. Di Kota Yogyakarta, satu rumah di Kemantren Tegalrejo mengalami kerusakan pada bagian ruang keluarga. Sementara itu di Kabupaten Sleman, enam rumah warga di Kapanewon Turi mengalami kerusakan pada atap akibat terpaan angin kencang. Di Kabupaten Gunungkidul, sembilan titik di Kapanewon Ngawen terdampak, dengan delapan rumah dan satu gardu mengalami kerusakan pada bagian atap.
Sehari berselang, Selasa 30 September 2025, cuaca ekstrem kembali melanda beberapa wilayah di DIY. Di Kabupaten Gunungkidul, kebakaran rumah terjadi di Padukuhan Putat Wetan, Kapanewon Patuk, mengakibatkan satu rumah rusak berat. Sementara di Kabupaten Bantul, hujan deras disertai angin kencang menyebabkan pohon tumbang di lima titik yang tersebar di tiga kapanewon: Bambanglipuro, Banguntapan, dan Kretek. Dampak yang ditimbulkan antara lain satu rumah rusak, dua akses jalan terhambat, satu kandang rusak, satu mobil mengalami kerusakan ringan, serta gangguan jaringan listrik di dua lokasi. Di Kota Yogyakarta, tepatnya di Jl. Brigjen Katamso, Kemantren Gondomanan, sebuah pohon tumbang menimpa jaringan penerangan jalan umum (PJU) dan kabel listrik, serta sempat mengganggu lalu lintas sekitar pukul 14.00 WIB.
Pagi hari Kamis, 2 Oktober 2025, terjadi awan panas guguran Gunung Merapi sekitar pukul 05.29 WIB. Peristiwa ini disertai hujan abu tipis yang terpantau di beberapa wilayah seperti Kaliurang Timur, Kaliurang Barat, Hargobinangun, dan Turgo di Kecamatan Pakem, serta di beberapa titik di Kecamatan Turi dan Cangkringan.
Menjelang sore hari, cuaca ekstrem kembali melanda Kabupaten Gunungkidul. Hujan lebat disertai angin kencang sekitar pukul 17.30 WIB menyebabkan 31 titik terdampak di dua kapanewon, yakni Semin dan Ngawen. Akibatnya, 21 rumah warga mengalami kerusakan ringan, dua kandang rusak, enam pohon tumbang, dua akses jalan terganggu, satu fasilitas pemerintahan terdampak, serta lima titik jaringan listrik mengalami gangguan.
BPBD DIY mengimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap potensi cuaca ekstrem selama peralihan musim ini. Beberapa langkah sederhana dapat dilakukan untuk mengurangi risiko bencana:
- Pangkas cabang pohon yang rapuh di sekitar rumah, jalan, atau fasilitas umum.
- Hindari berteduh di bawah pohon saat hujan angin karena rawan tumbang atau tersambar petir.
- Segera matikan aliran listrik bila ada pohon tumbang mengenai kabel, lalu laporkan ke PLN.
- Amankan barang-barang ringan di luar rumah seperti atap seng, pot bunga, atau spanduk agar tidak beterbangan.
- Gunakan helm dan berhati-hati saat berkendara di jalan yang banyak pepohonan.
- Simpan nomor darurat seperti BPBD, PLN, dan Damkar untuk pelaporan cepat.
Sebagai bentuk kesiapsiagaan menghadapi musim penghujan, masyarakat juga diimbau rutin membersihkan saluran air, memangkas dahan pohon besar, memperkuat tiang reklame atau baliho, serta memastikan kondisi bangunan rumah tetap kokoh.
Langkah-langkah kecil ini dapat membantu mengurangi risiko sekaligus melindungi keluarga dan lingkungan dari dampak bencana yang mungkin terjadi.

0 Komentar