Yogyakarta, 09 Agustus 2024. Kawasan Sumbu Filosofi di Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat merupakan salah satu situs budaya yang memiliki nilai historis dan spiritual yang tinggi bagi masyarakat Yogyakarta. Terletak di pusat kota Yogyakarta, kawasan ini tidak hanya dikenal karena kekayaan budaya dan sejarahnya, tetapi juga karena pentingnya dalam konteks pengurangan risiko bencana (PRB). Meningkatkan kapasitas PRB di kawasan ini adalah langkah krusial untuk melindungi warisan budaya dan keselamatan masyarakat, mengingat potensi risiko bencana yang dapat terjadi di daerah tersebut.
Kawasan Sumbu Filosofi, yang meliputi area sekitar Karaton, Tugu Yogyakarta, dan Pantai Parangtritis, menghadapi berbagai risiko bencana, baik alam maupun non-alam. Risiko bencana alam seperti gempa bumi, letusan gunung berapi, dan banjir dapat mengancam kawasan ini, sementara risiko non-alam seperti kebakaran dan kecelakaan juga perlu diperhatikan.
Yogyakarta, yang terletak di zona tektonik aktif, sangat rentan terhadap gempa bumi. Aktivitas gunung berapi di sekitar wilayah ini, terutama dari Gunung Merapi, juga menambah kompleksitas risiko. Selain itu, faktor perubahan iklim dan urbanisasi yang cepat juga dapat meningkatkan kerentanan kawasan tersebut terhadap bencana.
Untuk mengatasi risiko bencana di kawasan Sumbu Filosofi, diperlukan pendekatan komprehensif yang melibatkan berbagai stakeholder.
Sebagai bagian dari upaya peningkatan kapasitas PRB, BPBD DIY Bersama World Bank menginisiasi acara workshop ini pada 07-09 Agustus 2024. Hal ini untuk memastikan kesiapsiagaan dan pengetahuan bencana yang memadai. Dihadiri para Abdi Dalem Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat, Dinas Kebudayaan, Dinas Pariwisata, dll. Hasil dari workshop tersebut berupa peta identifikasi nilai cagar budaya (benda dan tak benda), kemudian kajian dampak terburuk saat terjadi bencana gempa bumi dan kebakaran ke manusia dan cagar budaya. Selain itu temuan terkait evakuasi (rambu, jalur/jalan, titik kumpul) serta temuan terkait pertolongan (sumber air, APAR, Damkar, ambulance, dll). Data dan informasi tersebut dikumpulkan untuk mendukung Disaster Risk Management Plan (DRMP).
Peningkatan kapasitas pengurangan risiko bencana di kawasan Sumbu Filosofi Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat memerlukan pendekatan terintegrasi yang melibatkan berbagai aspek, mulai dari penguatan infrastruktur hingga pendidikan masyarakat. Dengan melaksanakan strategi-strategi yang tepat dan melibatkan semua stakeholder, kawasan ini dapat lebih siap menghadapi bencana dan melindungi warisan budaya serta keselamatan masyarakat. Upaya ini bukan hanya penting untuk melindungi situs budaya bersejarah, tetapi juga untuk memastikan keberlanjutan dan kesejahteraan masyarakat Yogyakarta di masa depan.
0 Komentar