Berdasarkan pantauan citra satelit dan radar cuaca serta hasil analisa dinamika atmosfer-laut oleh BMKG menunjukkan kejadian hujan sedang-lebat disertai kilat/petir & angin kencang yang menyebabkan korban luka, pohon tumbang yang merusak rumah, toko, fasilitas umum, kandang hewan, kendaraan, jaringan internet, dan jaringan listrik, serta menutup akses jalan di Kab. Sleman, Bantul, Kulon Progo, dan Gunungkidul pada hari Kamis tanggal 14 Maret 2024 disebabkan oleh adanya aktifitas awan konvektif Cumulonimbus (CB) pada sore hari.
Hasil analisa BMKG, terjadinya pusat tekanan rendah di Samudra Hindia Selatan Bali dan pusat tekanan rendah di Australia bagian Utara menyebabkan pola pertemuan arus angin (konvergensi) di Jawa & Perairan Selatan Jawa sehingga mudah terbentuk awan-awan konvektif. Hal ini diperkuat dengan nilai kelembaban udara lapisan atas yang tinggi (basah) menyebabkan potensi peningkatan suplai uap air yang cukup untuk pertumbuhan awan Cumulonimbus. Dengan kondisi tersebut yang juga dipengaruhi MJO pada fase 5 (Maritime-Continent) dan gelombang atmosfer Rossby Ekuator di Jawa, Bali, NTB, & NTT, maka labilitas udara dapat berubah dengan cepat sehingga terbentuk awan-awan konvektif Cumulonimbus (CB) yang menjulang tinggi pada sore hari, yang bergerak dan berkembang dari wilayah Kab. Sleman bagian Barat dan Kulon Progo bagian Barat ke arah Timur menyebar hingga seluruh wilayah DIY. Keadaan ini menimbulkan hujan sedang-lebat disertai kilat/petir dan angin kencang pada sore hingga menjelang malam hari yang terjadi di sebagian besar wilayah DIY.
Dengan adanya fenomena tersebut, berdasarkan data Pusdalops PB BPBD DIY per tanggal 15 Maret 2024 pukul 15.00 WIB menyebabkan kejadian kebencanaan di wilayah DIY dengan sebaran dan dampak sebagai berikut:
1. Kabupaten Gunungkidul
Wilayah terdampak terdapat 332 titik, meliputi 12 kapanewon yaitu:
Gedangsari (1 titik), Karangmojo (43 titik), Ngawen (3 titik), Nglipar (1 titik), Paliyan (5 titik), Patuk (9 titik), Playen (28 titik), Ponjong (8 titik), Semanu (172 titik), Semin (1 titik), Tanjungsari (1 titik) dan Wonosari (60 titik).
Dampak: akses jalan (55 titik), jaringan listrik (56 titik), tiang listrik (3 unit), fasilitas umum (3), fasilitas pendidikan (1 titik), tempat usaha (7 unit), rumah rusak (222 unit), kandang ternak (8 unit), motor (6 unit), mobil (4 unit), pohon tumbang (199 titik), Gudang (1 titik), dan tempat ibadah (1 titik)
2. Kabupaten Bantul
Wilayah terdampak terdapat 112 titik, meliputi 13 kapanewon, yaitu:
Bambanglipuro (7 titik), Bantul (15 titik), Imogiri (39 titik), Jetis (12 titik), Kasihan (8 titik), Kretek (2 titik), Pajangan (3 titik), Pandak (9 titik), Pleret (4 titik), Pundong (4 titik), Sanden (1 titik), Sewon (6 titik), dan Srandakan (2 titik).
Dampak: rumah (32 unit), tempat usaha (3 unit), akses jalan (44 titik), jaringan listrik (14 titik), jaringan telkom (1 titik), tiang listrik (4 titik), fasilitas umum (2 titik), fasilitas ibadah (1 titik), kandang (2 unit), pohon tumbang (114 titik)
Korban luka-luka 1 orang (luka berat) sudah di rujuk ke RS Panembahan Senopati.
3. Kabupaten Sleman
Wilayah terdampak terdapat 20 titik, meliputi 2 kapanewon yaitu:
Gamping (1 titik), Moyudan (10 titik), Ngaglik (7 titik), Ngemplak (2 titik).
Dampak: pohon tumbang (29 titik), akses jalan (5 titik), jaringan listrik (6 titik), jaringan internet (4 titik), PJU (1 titik), fas. ibadah (1 titik), tempat usaha (2 titik), gudang (1 titik), rumah (1 titik), kandang ternak (7 titik), dan motor (3 unit).
4. Kabupaten Kulon Progo
Wilayah terdampak terdapat 32 titik, meliputi 9 kapanewon, yaitu:
Pengasih (2 titik), Panjatan (3 titik), Sentolo (9 titik), Nanggulan (9 Titik), Temon (2 titik), Girimulyo (1 Titik), Kalibawang (4 Titik), Samigaluh (1 Titik), dan Kokap (1 Titik).
Dampak: pohon tumbang (32 titik), akses jalan (13 titik), jaringan listrik (2 titik), tiang listrik (1 unit), jaringan internet (1 titik), fasilitas ibadah (2), rumah (13 unit), dan mobil (2 unit).
Berdasarkan analisa BMKG perkembangan dinamika atmosfer-laut untuk 2-3 hari ke depan menunjukkan kondisi hujan dengan intensitas sedang-lebat yang dapat disertai petir/kilat dan angin kencang masih berpotensi terjadi di wilayah DIY yaitu Kota Yogyakarta, Sleman, Kulon Progo bagian Utara, dan Gunungkidul bagian Utara. Potensi kejadian cuaca ekstrim lebih berpotensi terjadi pada siang hingga sore hari.
Masyarakat dihimbau untuk tidak panik dan terus melakukan monitoring perkembangan peringatan dini cuaca ekstrim dari BMKG.
0 Komentar