Saat ini di wilayah DIY sedang dihadapkan pada musim kemarau yang mengakibatkan kekeringan. Kekeringan di DIY telah menjadi isu yang mendesak, mengancam pasokan air bersih, pertanian, dan lingkungan di wilayah ini. Kekeringan di DIY tentu perlu ditangani dengan serius. Kekeringan ini tidak datang secara tiba-tiba dan memiliki beberapa pemicu, mulai dari faktor alam maupun non-alam.
Terjadinya kekeringan di DIY memiliki beberapa pemicu. Dari faktor alam terdapat perubahan iklim. Dimana naiknya suhu serta pola hujan yang tidak stabil mengakibatkan musim kemarau yang lebih panjang dan intens. Serta jika dari faktor non-alam bisa diakibatkan oleh konsumsi air yang berlebihan baik untuk konsumsi maupun sektor pertanian, konsumsi air yang berlebihan, dan hutan gundul dapat menyebabkan penurunan tajam dalam tingkat air yang mengakibatkan kekeringan.
Untuk mengatasi kekeringan yang melanda disebagian DIY, pihak pemerintah daerah serta lembaga/komunitas memberikan bantuan berupa air bersih guna melancarkan aktivitas masyrakat. Di musim kemarau ini, wilayah DIY mengalami kekeringan di 4 kabupaten, yaitu Gunungkidul, Bantul, Kulon Progo dan Sleman. Upaya yang telah dilakukan dalam mengatasi kekeringan ini dilakukan droping air oleh Dinas Sosial DIY, BPBD Kabupaten serta lembaga lainnya sejumlah 18.064.000 L ( data per 9 Oktober 2023 ) meliputi Gunungkidul 13.045.000 L, Bantul 3.105.000 L, Kulon Progo 950.000 L, Sleman 964.000 L. Selain itu juga dilakukan penanganan dengan pembuatan sumur bor yang dilakukan Dinas PUPESDM DIY. Serta penyuluhan kepada petani tentang pola tanam yang sesuai pada saat musim kemarau.
Dengan adanya pemasokan air bersih disetiap daerah terdampak kekeringan harapannya agar memperlancar kegiatan masyarakat dan digunakan sebaik mungkin. Mengingat daerah DIY masih dilanda kekeringan dan prakiraan DIY masuk musim penghujan yaitu akhir bulan November 2023
0 Komentar