Yogyakarta, 23 September 2020. Berdasarkan informasi dari BMKG bahwa prakiraan awal musim hujan tahun 2020, diprediksikan Sebagian besar wilayah Indonesia akan memasuki periode awal musim hujan mulai akhir bulan Oktober-November 2020.
Selama bulan September-Oktober ini, periode peralihan musim (pancaroba) dari kemarau ke penghujan masih berlangsung di beberapa wilayah Indonesia, dimana kondisi hujan tidak merata dapat terjadi dengan intensitas sedang hingga lebat dalam durasi singkat.
Pada masa peralihan musim ini, perlu diwaspadai potensi cuaca ekstrem seperti hujan lebat dalam durasi singkat yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang, angin puting beliung, bahkan fenomena hujan es. Oleh karena itu, kita perlu meningkatkan kewaspadaan dan antisipasi dini dalam menghadapi bencana.
Penting bagi kita untuk meminimalisir dampak bencana di musim pancaroba. Berikut beberapa upaya yang bisa dilakukan antara lain memangkas daun dan ranting pohon-pohon besar yang berada di dekat pemukiman/fasilitas umum, tidak membuang sampah sembarangan, menjaga kebersihan lingkungan, membersihkan saluran air dan sungai, membawa payung atau jas hujan selama berkegiatan di luar ruang, dan memperbarui informasi prakiraan cuaca dari BMKG.
Selain meminimalisir dampak bencana, di musim pancaroba ini juga bisa kita manfaatkan untuk mempersiapkan memanen air hujan dimana musim penghujan diprakirakan mulai akhir bulan Oktober-November 2020. Di DIY dikenal dengan “GERTRAP: Gerakan Tampung, Resapkan, Alirkan, Pelihara”. Gerakan ini bisa menjadi solusi jangka panjang dalam mengatasi kekurangan air bersih ketika musim kemarau. Alat yang digunakan cukup sederhana yaitu penampung air bernama rain filter, terdiri dari rangkaian pipa menuju ke bak penampung dan sumur resapan. Melalui rangkaian pipa ini, air hujan yang masuk bisa tersaring dari debu dan kotoran. Jadi, yang masuk bak penampungan sudah air bersih. Bila bak penuh, air akan mengalir ke sumur resapan dan menjadi cadangan air tanah.
(MC)
0 Komentar