Yogyakarta, 28 Juni 2019. BPBD DIY menyelenggarakan persiapan ekspedisi Desa Tangguh Bencana Tsunami yang merupakan tindak lanjut dari pertemuan yang diadakan oleh BNPB pada tanggal 16-17 Mei 2019 di Solo dalam rangka penajaman rencana ketangguhan masyarakat melalui Ekspedisi Desa Tangguh Bencana Tahun 2019. “Ekspedisi Destana Tsunami adalah bentuk Show of Force kita untuk melindungi masyarakat di daerah rawan tsunami” Arahan Direktur Pemberdayaan Masyarakat BNPB, Lilik Kurniawan pada pembukaan pertemuan. Acara ini dihadiri oleh instansi pemerintah, dunia usaha, rekan media, dan lembaga/komunitas yang bergerak di bidang Penanggulangan Bencana.
Program Desa Tangguh Bencana adalah salah satu upaya pemerintah untuk menguatkan ketangguhan masyarakat dan kelembagaan daerah dalam menghadapi bencana. Selama tahun 2012-2019, telah terbentuk 261 desa tangguh bencana (APBD BPBD) dengan berbagai ancaman bencana.
Tahun 2019, BNPB menyelenggarakan proses pembentukan Desa Tangguh Bencana yang berbeda dan lebih masif dari tahun sebelumnya. Pembentukan ini diawali dengan penyelenggaraan Ekspedisi Desa Tangguh Bencana Tsunami di pesisir selatan Pulau Jawa. Pertemuan yang dilaksanakan pada tanggal 28 Juni 2019 di Gedung PIP2B, dibuka oleh Kepala Pelaksana BPBD DIY, Drs. Biwara Yuswantana, M.Si.
Ekspedisi Desa Tangguh Bencana akan diselenggarakan pada bulan Juli – Agustus 2019 sepanjang pantai selatan Pulau Jawa, dimulai dari Banyuwangi, Jawa Timur dan berakhir di Serang, Banten. Untuk D.I.Yogyakarta kegiatan ini direncanakan mulai tanggal 24 – 29 Juli 2019 diawali dengan penyerahan Pataka di Perbatasan Wonogiri-Wonosari dan diakhiri di Perbatasan Kulon Progo-Purworejo.
Ekspedisi ini salah satu bentuk dukungan BNPB kepada daerah dalam menguatkan kapasitas masyarakat dan desa-desa dalam menghadapi bencana tsunami. Dalam pelaksanaan Ekspedisi Destana Tsunami, akan melibatkan unsur pentahelix dari pemerintah, pemerintah daerah, akademisi, dunia usaha, dan masyarakat dalam jumlah yang cukup besar. Meskipun melibatkan banyak pihak, “Ekspedisi Destana Tsunami bukan merupakan ceremony, melainkan aksi nyata dalam melindungi masyarakat di daerah rawan tsunami”, ungkap Lilik Kurniawan pada pertemuan tanggal 16-17 Mei 2019 di Solo.
Ekspedisi ini salah satu bentuk ikhtiar lembaga penanggulangan bencana dalam melindungi masyarakat dari ancaman bencana.
(Ekfanasita/MEDIA CENTER BPBD DIY/Anast)
0 Komentar