Yogyakarta, 01 Maret 2021. Pandemi Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) yang telah melanda 215 negara di dunia, termasuk Indonesia, tak terkecuali Daerah Istimewa Yogyakarta dan sudah mempengaruhi berbagai aspek kehidupan.
World Health Organization (WHO), menyatakan wabah Covid-19 sebagai pandemi dunia saat ini. Virus corona yang setiap hari semakin menyebar menjadikan pemerintah untuk memutuskan beberapa peraturan dan kebijakan baru kepada masyarakat. Kebijakan-kebijakan tersebut antara lain, yakni Gerakan memakai masker, mencuci tangan memakai sabun, social distancing, physical distancing, bekerja dan beribadah di rumah, serta pembelajaran jarak jauh/daring. Sampai sekarang Covid-19 belum ada obatnya, para ilmuwan mengembangkan pembuatan vaksin untuk menekan penularan Covid-19 di masyarakat.
Program vaksinasi Covid-19 sudah dilakukan pemerintah pada awal tahun 2021 ini, dan akhir bulan Februari 2021 sudah dilakukan vaksinasi tahap kedua yaitu untuk pekerja public dan lansia. Vaksin ini diharapkan dapat memberikan kekebalan dalam tubuh agar masyarakat tidak terpapar virus Covid-19 dan dapat meningkatkan kepercayaan konsumen kelas menengah dan atas.
Kepala Dinas Kesehatan DIY, dr. Pembayun Setyaningastutie saat talkshow penanggulangan bencana (26/01) menyampaikan bahwa Vaksin itu salah satu cara bagaimana kita menurunkan pandemi atau banyaknya kasus yang semakin meningkat. Ada cara lain yang terus dilakukan yaitu 5 M. Vaksinasi ini diharapkan kemudian terciptanya herd imunity, herd imunity itu adalah kekebalan terhadap suatu kelompok atau komunitas.
Cara kerja vaksin :
Cara kerja dari vaksin antara lain Vaksin ini adalah virus yang sudah dilemahkan/dimatikan kemudian disuntikkan ke dalam tubuh seseorang. Gunanya untuk membuat atau mengenalkan antibody pada virus itu sehingga mana kala virus itu masuk, antibody atau kekebalan tubuh kita kemudian bereaksi sehingga antibody terbentuk. Vaksinasi itu sendiri sebenarnya juga mempunyai rentang waktu kapan ia mulai efektifitas dan masing-masing merk mempunyai rentang waktu yang berbeda-beda terhadap kemanfaatan dari vaksin itu.
Tahapan pemberian vaksin :
Tahapan pemberian vaksin di Yogyakarta ada 4 tahap, Tahap pertama untuk SDM Kesehatan, saat ini ada 2 termin karena datangnya vaksin tidak sekaligus tetapi bertahap. Untuk tahap yang pertama termin satu itu, sudah mulai diberikan vaksinasinya, untuk kabupaten Sleman dan Kota Yogyakarta. Termin kedua untuk Kabupaten Bantul, Kulon Progo dan Gunungkidul. Tahap kedua adalah untuk petugas pemberi pelayanan, seperti Polri, TNI, yang bertugas di stasiun, bandara, dan selanjutnya, kemudian lansia juga. Tahap ketiga untuk warga yang rentan, yang mempunyai komorbid. Tahap keempat untuk pelaku usaha/ ekonomi. Pemberian tahapannya dengan skala prioritas kemanfaatannya.
Keefektifan dari vaksin tersebut dalam pengendalian Covid-19 :
Masing-masing merk mempunyai efektifitas yang berbeda-beda, tetapi intinya sebenarnya kalau bicara herd imunity, karena tujuan dari vaksinasi untuk menumbuhkan herd imunity minimal harus di atas 70%, seluruh penduduk dalam satu komunitas harus tervaksinasi. Presentasenya berbeda-beda, tetapi rata-rata 70%. Supaya yang 30% dianggap tidak bisa divaksin. Diharapkan Prosentase keberhasilannya bisa 100%, bisa bermanfaat semaksimal mungkin, nanti dilihat bisa mengcover seluruhnya tidak.
Keamanan vaksin :
Sejauh ini di DIY tidak ada kasus yang serius akibat vaksin. KIPI bisa terjadi setelah vaksin tapi vaksin tidak menyebabkan. Vaksin tidak berperan tunggal, yang terjadi biasanya adalah karena kondisi sebelum divaksin, maka dilakukan screening, sebelum divaksin biasanya kondisinya kurang sehat atau mungkin sebelum vaksin sudah masuk dalam masa inkubasi penyakit. Untuk itu persiapkan diri sebelum vaksinasi dengan 5 M. Mencuci tangan di air mengalir menggunakan sabun, menjaga jarak, memakai masker, mengurangi mobilitasi, dan menghindari kerumunan.
Penurunan kasus Covid-19 tidak bisa hanya dilakukan oleh pemerintah, masyarakat juga harus berpartisipasi, berperan serta dimulai dari diri sendiri dengan menerapkan protokol kesehatan. Menjadikan warga sebagai subjek, ikut dimotivasi, diadvokasi. “Kami lebjh suka memberikan informasi daripada memberikan panismen. Karena kalau warga dengan inisiatifnya mau melakukan itu berarti di dalam dirinya sudah meyakini bahwa melakukan protokol kesehatan (5M) itu penting untuk dirinya agar tidak menjadi beban orang lain, satu kuncinya adalah kita ini akan lebih bermanfaat jika kita sehat”, tambah dr. Pembayun.
Kunci dari upaya menekan angka kasus positif Covid-19 adalah dengan meningkatkan kedisiplinan protokol Kesehatan.
Mari dukung program vaksinasi untuk membangun DIY, Indonesia dan dunia yang lebih sehat dan bebas dari pandemi COVID-19.
Media Center BPBD DIY
0 Komentar