Yogyakarta, 23 Agustus 2021. Dunia telah berkali-kali dilanda pandemi sehingga menelan korban jiwa yang cukup besar. Mulai dari black death, flu spanyol, HIV, kolera, hingga terakhir Covid-19. Menurut hasil laporan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota & RS Rujukan Covid di DIY, per tanggal 12 Agustus 2021, total Pasien Dalam Pengawasan (PDP) dan Orang Dalam Pemantauan (ODP) atau total pasien yang tersuspek: 77.341 orang, total akumulasi jumlah pasien positif terkonfirmasi COVID-19 adalah 134.494 orang, Sebanyak 101.740 pasien dinyatakan sembuh COVID-19, Total 4.102 pasien positif COVID-19 meninggal dunia, jumlah suspek dalam pemantauan 3.259 orang.
Per Kamis (12/08) terdapat penambahan 1.083 kasus positif, 30 pasien positif COVID-19 yang meninggal dunia, terdapat 2.770 kasus positif yang dinyatakan sembuh. Melihat dari peningkatan kasus tersebut dibutuhkan sebuah perubahan perilaku yang harus dilakukan masyarakat untuk mengurangi terpaparnya Covid-19. Perubahan perilaku ini ditandai dengan adopsi protokol kesehatan sehingga menjadi budaya baru pasca pandemi (Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin).
Perubahan perilaku tersebut tidak bisa terjadi begitu saja. Diperlukan edukasi secara masif dan waktu berproses kepada masyarakat sehingga tertanam dalam sikap menjadi budaya yang baik.
Tim Pakar Perubahan Perilaku Satgas Covid-19 Nasional, Drs. Pande Made Kutanegara, M.Si, Ph.D saat talkhsow di Radio Star Jogja FM mengatakan masyarakat menjadi bagian paling penting atau ujung tombak dalam pencegahan penyebaran Covid-19, karena tingginya kasus Covid-19 di suatu daerah berkaitan erat dengan perilaku masyarakatnya. “Sekarang masyarakat menjadi ujung tombak menanggulangi pandemi ini, dahulu kan tenaga kesehatan. Maka perilaku masyarakat harus kita ubah dari hulu yaitu masyarakat. Tingginya kasus karena masyarakat tidak perilaku sesuai dengan yang kita harapkan,” katanya kepada 101,3 FM Jumat 20 Agustus 2021.
Made mengatakan masyarakat harus mengubah perilaku agar pandemi ini tidak berkepanjangan. Namun, mengubah perilaku memang tidak mudah karena beberapa faktor. “Perubahan perilaku tantangannya adalah ekonomi, maka ada orang yang penting bisa hidupi keluarga saya. Lalu ada kelompok yang tidak paham dengan virus ini. Ada kelompok percaya dengan figur tertentu, kalau figur ini punya pandangan berbeda maka akan beda,” katanya.
Tantangan mengubah perilaku masyarakat diantaranya karena budaya yang sudah melekat. Ditambah, kelompok usia dan sosial.
0 Komentar