Memasuki puncak musim penghujan sebagian wilayah DIY mengalami bencana alam hujan lebat dengan angin kencang, petir, banjir, tanah longsor dan lain-lain. Pengelolaan bencana dilakukan pada berbagai kondisi sesuai dengan fase penanggulangan bencana, mulai dari kesiapsiagaan, tanggap darurat, rehabilitasi, dan pembangunan. Logistik berperan penting dalam setiap fase penanggulangan bencana. Logistik yang menangani bantuan kemanusiaan ini sering disebut dengan logistik bantuan kemanusiaan (humanitarian logistics).
Sasaran dari logistik bantuan kemanusiaan adalah pendistribusian bantuan dan peralatan ke penerima di lokasi bencana secara tepat waktu, tepat jenis dan sesuai kuantitas dan kualitasnya, biaya yang efisien dan dapat diper-tanggungjawabkan. Umumnya bantuan kemanusiaan yang diperlukan terdiri dari makanan, pakaian, perlengkapan mandi dan memasak, serta obat-obatan. Persoalan logistik bantuan kemanusiaan kerap dihadapi ketika penang-gulangan bencana, seperti bantuan yang menumpuk di pos komando penanggulangan bencana, bandara, pelabuhan, dan gudang darurat. Persoalan lain misalnya bantuan yang rusak, kadaluarsa, atau bahkan bantuan yang sebenarnya tidak diperlukan penduduk terdampak bencana.
Kesiapan logistik dan peralatan dalam menyediakan dukungan dibutuhkan untuk menentukan keberhasilan petugas dalam melakukan respon bencana. Disisi lain bagaimana mengelola logistik sebagai bagian dari bantuan kemanusiaan dalam memenuhi hak masyarakat dan pengungsi sesuai dengan standar pelayanan minimum merupakan salah satu wujud tanggung jawab pemerintah dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana. Begitupun juga dengan optimalisasi kinerja logistik bantuan kemanusiaan mensyaratkan bahwa semua hubungan antar pihak atau pelaku yang telibat dalam penanggulangan bencana dikelola melalui pendekatan terpadu.
Dalam perspektif supply chain, rantai pasok bantuan kemanusiaan melibatkan banyak pihak mulai dari perencanaan dan penilaian kebutuhan bantuan kemanusiaan, pengadaan (procurement), pergudangan dan persediaan, transportasi, manajemen kendaraan, rantai pendingin (cold chain), customs, distribusi, evaluasi dan monitoring (Rushton et al, 2014).
Perencanaan dan penilaian kebutuhan (demand planning) bantuan kemanusiaan dan peralatan dilakukan untuk menentukan data meliputi: jenis, spesifikasi, jumlah, lokasi, kapan, dan tingkat urgensi. Persediaan penyangga (buffer stock) harus disediakan, mengingat persediaan diperlukan sebagai langkah antisipasi pada kondisi tanggap darurat yang tidak dapat diprediksi.
Oleh: Susana Prisila Riandani (Magister Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB), Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta)
0 Komentar