Yogyakarta, 03 Desember 2018. Beberapa pekan belakangan wilayah D.I.Yogyakarta sudah mulai diguyur hujan dengan intensitas ringan hingga hujan lebat yang mengakibatkan berbagai kejadian seperti tebing longsor, pohon tumbang hingga rumah yang roboh di karenakan hujan dengan intensitas lebat.
Lalu bagaimana prakiraan BMKG mengenai awal musim hujan 2018/2019 di wilayah D.I.Yogyakarta? Dalam pernyataan Bapak Rohmadi selaku staff BMKG Stasiun Klimatologi Mlati Yogyakarta menyampaikan, awal musim hujan di D.I.Yogyakarta berbeda-beda untuk setiap daerahnya. Pada bulan November DasarianI contohnya, awal musim hujan di prakirakan meliputi Wilayah Kabupaten Kulon Progo dan Kabupaten Sleman. Untuk bulan November Dasarian II, prakiraan awal musim hujan meliputi wilayah Kabupaten Kulon Progo, Seluruh Wilayah Kota Yogyakarta, Kabupaten Bantul, Kabupaten Sleman dan Kabupaten Gunungkidul. Sedangkan pada bulan November Dasarian III, prakiraan awal musim hujan akan meliputi wilayah Kabupaten Bantul dan Kabupaten Gunungkidul.
Lebih lanjut, beliau menyampaikan bahwa sebagian besar wilayah D.I.Yogyakarta di prakirakan memasuki puncak musim hujan 2018/2019 pada bulan Januari 2019, kecuali wilayah kabupaten Kulon Progo (Daerah Temon bagian barat & Kokap bagian barat, diprakirakan puncak musim hujan terjadi di bulan Desember 2018) dan wilayah Kabupaten Sleman (Sekitar Gunung Merapi, diprakirakan puncak musim hujan terjadi di bulan Februari 2019).
Untuk menghadapi musim hujan, berikut ini adalah tips untuk menghadapi puncak musim hujan:
1. Membuat dan Memperbaiki Saluran Air
Salah satu penyebab terjadinya banjir saat musim hujan ialah saluran air yang buruk, sehingga sangat dbutuhkan sistem irigasi yang jelas. Jangan sampai saluran air tidak berfungsi sehingga membuat terjadinya banjir saat hujan turun karena air yang meluap. Saluran air yang baik bisa saja berupa kali besar yang bebas dari tumpukan sampah, Saluran air yang baik juga bisa berupa Terowongan Saluran Air di Bawah Tanah, yang menjamin semua air hujan akan disalurkan menuju laut.
2. Rajin Membersihkan Saluran Air
Perbaikan dan pembersihan saluran air tentu harus ada, hal ini bisa diadakan secara gotong royong dan sebaiknya dilakukan secara terus menerus dengan waktu berkala. Bukan hanya sampah yang terbuang di saluran air, namun juga sampah dari saluran air seperti tumbuhan-tumbuhan air yang telah mati, karena jika sampah dan tumbuhan terkumpul juga akan menghambat saluran air.
3. Tidak Membuang Sampah Sembarangan
Hal ini sangat membutuhkan kesadaran masyarakat, karena sampai saat ini masih banyak masyarakat yang masih membuang sampah ke sungai. Apabila sampah dibuang secara sembarangan dan terkena hujan deras, maka sampah tersebut akan mengikuti aliran air sampai di sungai. Ini juga akan menjadi penyebab banjir pada saat musim hujan.
4. Menanam Pohon
Pohon sangat berfungsi sebagai tempat untuk resapan air, menanam pohon sangat dianjurkan untuk mencegah terjadinya banjir pada musim hujan. Salah satu yang perlu dilakukan adalah dengan menanam pohon berbatang besar atau tanaman yang memiliki daya serap air tinggi, seperti tanaman pacar air, pohon mangga, pohon duku, pohon kenanga, dll di areal sekitar rumah anda. Tanaman dapat menyerap air melalui akar, yang selanjutnya akan diangkut menuju batang dan daun oleh jaringan xilem.
5. Membuat Lubang Biopori.
Lubang resapan biopori adalah teknologi tepat guna dan ramah lingkungan untuk mengatasi banjir pada saat musim hujan dengan cara meningkatkan daya resapan air, mengubah sampah organik menjadi kompos dan mengurangi emisi gas rumah kaca (CO2 dan metan), memanfaatkan peran aktivitas fauna tanah dan akar tanaman, dan mengatasi masalah yang ditimbulkan oleh genangan air seperti penyakit demam berdarah dan malaria.
6. Olahraga
Sebaiknya anda tetaplah aktif menjaga kebugaran dengan aktif berolahraga. Biasanya penyakit akan mudah menyerang saat musim penghujan, oleh karena itu jaga makanan dan tubuh Anda agar memiliki antibodi yang baik untuk melawan penyakit.
(Kholiq Rahman/MEDIA CENTER BPBD DIY/Danang Samsurizal)
0 Komentar