Yogyakarta, 21 Mei 2024. BMKG memprediksi awal musim kemarau 2024 di D.I.Yogyakarta sebagian besar terjadi pada bulan Mei 2024. Pada Dasarian I meliputi Kabupaten Kulon Progo bagian tengah dan selatan, Sleman bagian selatan, Kota Yogyakarta, Bantul, Gunungkidul bagian barat daya dan utara. Jika dibandingkan terhadap rata-ratanya selama 30 tahun (periode 1991-2020). Perbandingan awal musim kemarau 2024 diprakirakan mundur 1 – 2 dasarian dari rata-ratanya. Sifat hujan selama musim kemarau di atas normal. Durasi musim kemarau diprakirakan berlangsung selama 10-12 Dasarian dan 13-15 Dasarian. Puncak musim kemarau diprediksi terjadi pada bulan Juli hingga Agustus 2024 dan berakhir pada September I, II, dan III (Sumber : BMKG Staklim Yogyakarta “Buletin Prediksi Musim Kemarau Tahun 2024 D.I.Yogyakarta”).
Musim kemarau identik dengan kejadian kekeringan meteorologis, kebakaran hutan dan lahan serta berkurangnya ketersediaan air bersih, namun ada beberapa potensi keuntungan yang dapat dimanfaatkan selama musim kemarau, antara lain :
Produksi Energi
Musim kemarau seringkali berarti sinar matahari yang lebih konsisten dan kurangnya awan, yang menguntungkan untuk produksi energi surya. Pembangkit listrik tenaga surya biasanya menghasilkan lebih banyak energi selama musim kemarau.
Pertanian
Meskipun kemarau bisa mengancam hasil panen karena kurangnya air, beberapa tanaman khusus seperti biji-bijian dan tanaman mediterania dapat tumbuh lebih baik dalam kondisi cuaca kering. Selain itu, musim kemarau sering kali memungkinkan akses lebih mudah ke lahan pertanian dan pemeliharaan tanaman.
Konservasi Air
Meskipun terdengar ironis, musim kemarau juga bisa menjadi kesempatan untuk memperkuat kesadaran akan konservasi air dan mendorong penggunaan yang lebih efisien dari sumber daya air yang tersedia.
Kesehatan
Musim kemarau sering kali membawa cuaca yang lebih stabil dan kering, yang dapat membantu mengurangi penyebaran penyakit yang terkait dengan kelembaban, seperti penyakit kulit atau pernapasan.
Pariwisata
Musim kemarau seringkali menjadi waktu yang populer untuk pariwisata, terutama bagi destinasi yang menawarkan cuaca yang cerah dan kering. Pantai, pegunungan, dan tempat-tempat rekreasi sering menjadi tujuan populer selama musim kemarau.
Konstruksi dan Proyek Infrastruktur: Kurangnya hujan dan cuaca yang kering memudahkan pelaksanaan proyek konstruksi dan infrastruktur, seperti pembangunan jalan, gedung, dan proyek pembangkit listrik.
BMKG menghimbau Pemerintah Daerah, pengambil keputusan dan masyarakat luas untuk lebih siap dan antisipatif terhadap:
· Kemungkinan dampak puncak musim kemarau terutama di wilayah yang rentan terhadap bencana kekeringan meteorologis, kebakaran hutan dan lahan serta berkurangnya ketersediaan air bersih.
· Kondisi iklim saat musim kemarau dengan mempersiapkan pola tanam yang sesuai agar tidak mengalami gagal panen.
0 Komentar