Pada tanggal 14 Juni, Dusun Sambirejo, Selomartani, Sleman menjadi tuan rumah pelatihan kebencanaan yang penting bagi Desa Penyanggah, Padukuhan Selomartani. Kegiatan ini ditujukan untuk meningkatkan kesiapsiagaan dan pengetahuan masyarakat dalam menghadapi bencana, terutama terkait dengan aktivitas Gunung Merapi. Pelatihan ini merupakan hasil kolaborasi antara Divisi Pendidikan Aksi Sosial (AKSOS) HMP UGM dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DI Yogyakarta, dengan narasumber utama Bapak Julianto Wibowo, S.T, seorang Analis Mitigasi Bencana, dan fasilitator Bapak Nuhdiyono.
Pelatihan ini diikuti oleh sekelompok masyarakat yang terdiri dari penanggung jawab rencang cepat tanggap (RCT) desa, anggota karang taruna, dan kelompok PKK. Mereka merupakan garda terdepan dalam penanggulangan bencana di komunitas masing-masing, sehingga pelatihan ini sangat bermanfaat untuk memperkuat kapasitas mereka dalam menghadapi situasi darurat.
Berbagai topik dibahas dalam pelatihan ini, termasuk potensi ancaman dari Gunung Merapi, strategi mitigasi, dan prosedur evakuasi. Bapak Julianto Wobowo memberikan penjelasan rinci mengenai bagaimana memahami potensi bahaya dari aktivitas vulkanik, serta langkah-langkah yang perlu diambil untuk mengurangi risiko bencana. Selain itu, para peserta juga diajarkan cara-cara evakuasi yang efektif dan aman, serta bagaimana melakukan koordinasi yang baik dengan pihak-pihak terkait selama keadaan darurat.
Tujuan utama dari kegiatan ini adalah untuk memberikan informasi yang tepat dan strategi yang efektif kepada masyarakat dalam menghadapi situasi darurat. Dengan pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh dari pelatihan ini, diharapkan masyarakat dapat lebih siap dalam menghadapi dan mengantisipasi dampak bencana. Selain itu, kegiatan ini juga bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya siaga bencana.
Pentingnya kolaborasi antara berbagai pihak dalam pelatihan ini menunjukkan komitmen bersama untuk menciptakan lingkungan yang lebih aman dan tanggap terhadap bencana. Dengan demikian, masyarakat tidak hanya lebih siap menghadapi ancaman bencana, tetapi juga lebih solid dan terorganisir dalam melakukan tindakan penanggulangan yang efektif.
0 Komentar