Yogyakarta, 17 Desember 2024. Memperingati momentum Hari Relawan Sedunia yang jatuh setiap tanggal 05 Desember 2024, YAKKUM Emergency Unit (YEU) berkolaborasi dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DIY, Dinas Kesehatan DIY, Dinas Pendidikan DIY dan Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB) DIY menyelenggarakan Sasana Relawan Kebencanaan YEU Tahun 2024 bagi komunitas dampingan/mitra YEU untuk memperkuat kapasitas relawan/komunitas lokal dalam penanganan bencana dan kedaruratan yang inklusif dan berpegang pada prinsip perlindungan.
Kegiatan ini dilaksanakan di Disaster Oasis Training Center. Disaster Oasis dipilih sebagai pembelajaran bencana untuk belajar dan berdiskusi tentang inovasi-inovasi lokal dalam pengurangan risiko bencana dan penguatan ketangguhan masyarakat, khususnya di tengah dampak perubahan iklim.
Kabid Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD DIY, Ali Sadikin, ST hadir memberikan sambutan pada acara ini. Beliau mengingatkan kembali mengenai Pancadarma relawan yaitu mandiri, profesional, solidaritas, sinergi dan akuntabilitas. Prinsip kerja relawan adalah cepat dan tepat, prioritas, koordinasi, berdaya guna dan berhasil guna, transparansi, akuntabilitas, pertanggungjawaban, pemberdayaan non diskriminasi, dan kesetaraan gender. Kewajiban relawan antara lain menaati peraturan dan prosedur kebencanaan yang berlaku, menjunjung tinggi asas, prinsip, dan pancadarma relawan, meningkatkan pengetahuan, keterampilan, kemampuan dalam penanggulangan bencana.
Tujuan dari kegiatan ini antara lain :
- Penyegaran kapasitas sumber daya komunitas (SDM relawan) untuk penanganan kedaruratan di Yogyakarta.
- Memperkuat jaringan dan solidaritas relawan komunitas dan mitra baik pemerintah, lembaga kemanusiaan, dan pendidikan dalam upaya mempromosikan penanggulangan bencana yang inklusif dan inovatif.
- Memperkenalkan ruang pembelajaran inovasi dan kebencanaan Disaster Oasis Innovation Learning Centre kepada publik.
Pada kegiatan ini dibagi menjadi 2 sesi peserta dengan 4 kelas antara lain :
- Kelas Dapur umum bergerak, diharapkan relawan atau komunitas mampu menyediakan makanan sehat bergizi untuk kelompok berisiko (lansia, balita, bumil, ibu menyusui, orang dengan disabilitas);
- Kelas Pendataan terpilah & kaji cepat bencana, diharapkan relawan atau komunitas mampu mengelola data dan melakukan kaji cepat kebutuhan saat tanggap darurat;
- Kelas Etika komunikasi & evakuasi terhadap kelompok berisiko, diharapkan relawan atau komunitas memastikan perlindungan terhadap kelompok berisiko dan korban bencana; dan
- Kelas Pengelolaan minyak jelantah, diharapkan relawan atau komunitas mampu mengolah limbah jelantah menjadi sabun dan lilin.
Selesai diskusi pada masing-masing kelas dilanjutkan dengan talkshow “Integrasi pengurangan risiko bencana dalam kurikulum pendidikan di Indonesia” dengan narasumber dari Dinas Pendidikan DIY, Seknas SPAB, dan FPRB Pakembinangun.
Acara dihadiri dari perwakilan komunitas kelompok Inovator Ideaksi 1.0, Kelompok Inovator Ideaksi 2.0, Kelompok perempuan HC-SIDA, Kelompok AVPN, FPRB Pakembinangun dan Hargobinangun, Mitra Penanggulangan Bencana, dan Gereja Kristen Jawa Yogyakarta Utara.
0 Komentar