Yogyakarta, 3 Februari 2025. BMKG merilis informasi pada 1 Februari 2025 pukul 07.00 WIB terkait adanya Bibit Siklon 99S dan 90S di Samudera Hindia Selatan Jawa. Bibit siklon ini berpotensi menyebabkan pola belokan angin yang dapat meningkatkan curah hujan sedang hingga lebat wilayah DIY pada 5 – 6 Februari 2025.
Bibit Siklon Tropis 99S terpantau di wilayah Samudra Hindia sebelah Selatan Banten tepatnya di 14.6˚LS, 103.9˚BT dengan kecepatan angin maksimum 30 knot (56km/jam) dan tekanan minimum sekitar 997hPa. Sedangkan bibit siklon 90S terpantau di wilayah Samudra Hindia sebelah Selatan NTB tepatnya di 13.4˚LS, 119.5˚BT dengan kecepatan angin maksimum 30 knot (56km/jam) dan tekanan minimum sekitar 996 hPa.
Pada 2 Februari 2025 pukul 19.00 WIB, bibit siklon tropis 90S terpantau berkembang menjadi Siklon Tropis Taliah di Samudra Hindia Selatan Bali tepatnya di 14.3˚LS 116.1˚BT sekitar 630 Km sebelah Selatan Denpasar. Siklon ini memiliki kecepatan angin maksimum 50 knots (95 km/jam) dan tekanan minimum sekitar 982 hPa. BMKG memprediksi kecepatan angin maksimum Siklon Tropis Taliah meningkat dalam 24 jam ke depan menjadi kategori Tiga dan bergerak ke arah Barat-Barat Daya menjauhi wilayah Indonesia.
Prakiraan tinggi gelombang di perairan Selatan DIY pada tanggal 2-5 Februari 2025 yaitu 1.25 – 2.5 meter berpeluang terjadi di Perairan Kulon Progo, Bantul dan Gunungkidul. Bagi pengunjung, pelaku usaha dan aktivitas pelayaran di pantai selatan DIY dihimbau untuk dapat meningkatkan kewaspadaan. Mematuhi rambu-rambu keselamatan ataupun himbauan dari petugas.
Dalam menghadapi potensi cuaca ekstrem ini, masyarakat dihimbau untuk mengantisipasi risiko bencana hidrometeorologi. Seperti banjir, tanah longsor dan genangan air terutama di wilayah rawan.
Sebagai langkah pencegahan dan kesiapsiagaan, masyarakat dihimbau untuk membersihkan saluran air dan memastikan drainase berfungsi baik sehingga dapat mengurangi risiko banjir. Menghindari atau menjauh dari lokasi rawan longsor saat mendung mulai gelap atau saat hujan rintik. Mengenali tanda-tanda awal tanah longsor, seperti muncul rembesan air atau aliran air dari lereng, pohon atau tegakan pada lereng tiba-tiba miring, munculnya retakan atau amblesan tanah pada lereng, atau lereng tampak menggembung.
Masyarakat dihimbau untuk tetap tenang dan siaga dalam menghadapi perubahan cuaca ekstrem, serta pahami langkah evakuasi jika diperlukan. Perbaharui terus perkembangan informasi cuaca melalui kanal resmi BMKG.
0 Komentar