Yogyakarta, 14 Juni 2021. Indonesia merupakan negara dengan wilayah daratan benua yang luas (Paparan Sunda dan Paparan Sahul). Selain itu dua jalur gunung api besar dunia yang bertemu di Nusantara dan beberapa jalur pegunungan lipatan dunia pun saling bertemu di Indonesia. Deret gunungapi di Indonesia merupakan bagian dari deret gunung api sepanjang Asia-Pasifik yang sering di sebut sebagai Ring of Fire atau deret sirkum pasifik. Sepanjang tahun 2018, lebih dari lima bencana alam besar menimpa Indonesia. Sejumlah gempa bumi, tsunami, letusan gunung api, hingga fenomena likuifaksi, menelan banyak korban.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan, hingga 14 Desember 2018 seminggu sebelum bencana tsunami di Selat Sunda menerjang, telah terjadi 2.436 kejadian bencana di Indonesia. DIY merupakan salah satu daerah dengan potensi rawan bencana yang tinggi di Indonesia. Terhitung sebanyak 309 desa di Daerah Istimewa Yogyakarta masuk kedalam rencana Desa Tangguh Bencana (BNPB, 2012). Dalam RPJMD Yogyakarta Tahun 2017-2022 disebutkan kondisi fisik Kota Yogyakarta secara umum dipengaruhi oleh kondisi fisik Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) secara umum. Wilayah Yogyakarta memiliki beberapa sesar aktif yang sewaktu-waktu dapat mengakibatkan gempa bumi.
Gempa Bumi yang terjadi pada tanggal 27 Mei 2006 disebabkan adanya gerakan sesar aktif di wilayah DIY yang kemudian disebut sebagai Sesar Kali Opak. Pusat gempa diperkirakan di bagian selatan Kabupaten Bantul. Akibat gempa tersebut, banyak bangunan yang mengalami kerusakan. Kesadaran dan pemahaman masyarakat terhadap risiko bencana dan kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana tertuang dalam isu strategis nasional dalam RPJMN 2015-2019 terkait kawasan rawan bencana. Berdasarkan hal tersebut, maka diperlukan konsep terintegrasi yaitu mengurangi risiko bencana, menanggulangi bencana secara cepat serta membangun kembali masyarakat dan lingkungan yang terdampak bencana melalui fasilitas pendidikan dan evakuasi bencana. Strategi dan arah kebijakan pemerintah dalam menanggapi masalah peningkatan kesiapsiagaan dan penanggulangan bencana alam (RPJMD Yogyakarta Tahun 2017-2022).
Kemampuan untuk memaknai dan melakukan suatu tindakan sebelum, saat dan setelah terjadinya bencana sangat dibutuhkan oleh setiap Aparatur Sipil Negara/petugas dengan mengingat geografis dan geologis Daerah Istimewa Yogyakarta termasuk wilayah yang rawan bencana. Oleh karena itu, upaya penanggulangan bencana perlu dilakukan secara komprehensif, baik sebelum, pada saat berlangsungnya bencana maupun sesudah bencana. Sehubungan dengan itu, Pemda melalui BPBD-DIY berupaya untuk mengadakan peningkatan kapasitas bidang kebencanaan agar tersedia SDM aparatur yang berkompeten dalam masalah penanganan bencana.
Maksud dari kegiatan ini adalah Untuk mempersiapkan SDM aparatur yang memiliki kompetensi dalam penanggulangan bencana.
Target peserta sebanyak 35 orang ASN yang berasal dari Kantor/Badan yang berkompeten menangani penanggulangan bencana di Daerah Istimewa Yogyakarta.
Acara ini dilaksanakan selama 5 hari, mulai tanggal 14-18 Juni 2021 dengan menghadirkan narasumber dari Pusdik BNPB.
Materi yang disampaikan antara lain Dinamika Kelompok, Kebencanaan, Dasar-dasar Penanggulangan Bencana, Sistem Nasional Penanggulangan Bencana, Manajemen Risiko Bencana, Manajemen Penanganan Darurat, Manajemen Pemulihan, Manajemen Logistik, Manajemen Data dan Informasi, dan Kerjasama Multipihak.
Media Center BPBD DIY
0 Comments