Yogyakarta, 07 Mei 2019. Salah satu ancaman bencana yang nyata di Indonesia adalah bahaya geologis berupa gempabumi dan tsunami. Dalam skala besar, kejadian bencana ini relatif tidak terlalu sering terjadi dibandingkan dengan bencana hidrometeorologis. Akan tetapi dampak yang ditimbulkannya akan sangat merusak dan menimbulkan korban jiwa yang banyak. Korban dan kerusakan yang timbul pada umumnya disebabkan karena kurangnya kesiapsiagaan dalam menghadapi bahaya.
Kurangnya kemampuan dalam mengantisipasi bencana dapat terlihat dari belum optimalnya perencanaan tata ruang dan perencanaan pembangunan yang kurang memperhatikan risiko bencana. Minimnya fasilitas jalur dan tempat evakuasi warga juga merupakan salah satu contoh kurangnya kemampuan dalam menghadapi bencana. Peta bahaya dan peta risiko yang telah dibuat belum dimanfaatkan secara optimal dalam program pembangunan dan pengurangan risiko bencana yang terpadu.
Untuk itu, gempabumi yang berpotensi besar dalam membangkitkan tsunami perlu mendapat perhatian khusus. Secara geografis, wilayah Kepulauan Indonesia terletak pada zona perbatasan tiga lempeng besar, yaitu: Lempeng Eurasia, Lempeng Indo-Australia, dan Lempeng Pasifik. Selain deformasi pada batas lempeng, pergerakan tektonik lempeng bumi ini menyebabkan pembentukan banyak patahan-patahan aktif baik di wilayah daratan maupun di dasar laut. Batas lempeng dan patahan-patahan aktif inilah yang menjadi sumber timbulnya gempabumi tektonik.
Guna mendukung kesiapsiagaan menghadapi bencana, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melakukan gerakan penanaman 1000 pohon cemara udang dan 1000 tanaman pule di kawasan pantai selatan pada Kamis, 2 Mei 2019, sebagai sabuk hijau (green belt) pelindung YIA. Penanaman ini di lakukan langsung oleh Letjen Doni Monardo (Kepala BNPB), Ir. Gatot Saptadi (Sekda DIY), Biwara Yiswantana,M.Si (Ka Pelaksana BPBD DIY), GKR Mangku Bumi (Waka Pengabdian Masyarakat Kwarnas Pramuka), dr. H. Hasto Wardoyo, Sp.OG(K) (Bupati Kulon Progo). Hal ini mengingat mega proyek Bandara YIA yang juga berdekatan dengan pantai selatan Jawa. Pohon cemara udang merupakan pelindung yang baik terhadap terjangan ombak. Hal ini mengingat Bandara YIA berada ditepi pantai selatan yang berpotensi ancaman tsunami.
Dengan adanya penanaman cemara udang dan tanaman pule ini diharapkan perawatannya dapat dilakukan secara menerus dan profesional agar fungsi tanaman tersebut sebagai green belt yang berada di wilayah bandara YIA dapat berfungsi optimal. Tentu di harapkan juga masyarakat serta pemerintah setempat untuk terus melanjutkan program penanaman dan pemeliharaan pohon cemara udang dan juga pule, sebagai salah satu bentuk mitigasi bencana tsunami yang tentunya tidak di harapkan terjadi.
Selain itu masyarakat pun wajib mengetahui hal yang berkaitan dengan bencana tsunami, berikut ini merupakan mitigasi bencana tsunami:
Pra-Bencana
- Ketahui tanda-tanda sebelum tsunami terjadi, terutama setelah gempa bumi (intensitas gempa bumi lama dan terasa kuat, air laut surut, bunyi gemuruh dari tengah lautan, banyak ikan menggelepar di pantai yang airnya surut dan tanda-tanda alam lain).
- Memantau informasi dari berbagai media resmi mengenai potensi tsunami setelah gempa bumi terjadi.
- Cepat berlali ke tempat yang tinggi dan berdiam diri di sana untuk sementara waktu setelah satu gempa bumi besar mengguncang.
- Segera menjauhi pantai dan tidak perlu melihat datangnya tsunami atau menangkap ikan di pantai karena air surut.
- Mengetaui tingkat kerawanan tempat tinggal akan bahaya tsunami dan jalur evakuasi tercepat ke daratan yang lebih tinggi.
Saat Bencana
- Setelah gempa bumi berdampak pada rumah anda, jangan berupaya untuk merapikan kondisi rumah, waspadailah gempa bumi susulan.
- Jika anda berada di rumah, usahakan untuk tetap tenang dan segera membimbing keluarga untuk menyelamatkan diri ke tempat yang lebih tinggi dan aman.
- Tidak semua gempa bumi memicu tsunami, jika mendengar sirine tanda bahaya atau pengumuman dari pihak berwenang mengenai bahaya tsunami, anda perlu segera menyingkir dari daerah pantai. Perhatikan peringatan dan arahan dari pihak berwenang dalam proses evakuasi.
- Jika telah sampai di daerah tinggi, bertahanlah di sana karena gelombang tsunami yang kedua dan ketiga biasanya lebih besar dari gelombang pertama serta dengarkan informasi dari pihak yang berwenang melalui radio atau alat komunikasi lainnya.
- Jangan kembali sebelum keadaan dinyatakan aman oleh pihak berwenang.
- Tsunami tidak datang sekali, tetapi bisa sampai lima kali. Oleh karena itu, sebelum ada pengumuman dari pihak berwenang bahwa kondisi telah aman, jangan lah meninggalkan tempat evakuasi karena seringkali gelombang yang datang kemudian justru lebih tinggi dan berbahaya.
- Hindari jalan melewati jembatan, anda di anjurkna untuk melakukan evakuasi dengan berjalan kaki.
- Bagi anda yang melakukan evakuasi menggunakan kendaraan dan terjadi kemacetan, segera kunci dan tinggalkan kendaraan serta melanjutkan evakuasi dengan berjalan kaki.
- Apabila anda berada di kepal atau perahu yang tengah berlayar, upayakan untuk tetap berlayar dan menghindari wilayah pelabuhan.
Pasca Bencana
- Tetap utamakan keselamatan dan bukan barang-barang anda, waspada dengan instalasi listrik dan pipa gas.
- Anda dapat kembali ke rumah setelah keadaan dinyatakan aman dari pihak berwenang.
- Jauhi area yang tergenang dan rusak sampai ada informasi aman dari pihak berwenang.
- Hindari air yang menggenang karena kemungkinan kontaminasi zat-zat berbahaya dan ancaman sengatan listrik.
- Hindari air yang bergerak karena arusnya dapat membahayakan anda.
- Hindari area bekas genangan untuk menghindari terperosok atau terjebak dalam kubang.
- Jauhi reruntuhan di dalam genangan air karena sangat berpengaruh terhadap keamanan perahu penyelamat dan orang-orang di sekitar.
- Bersihkan sarang nyamuk dan serangga lainnya.
- Berpartisipasi dalam kaporisasi sumber-sumber air bersih, perbaikan jamban dan saluran pembuangan air limbah.
- Hindari lokasi yang masih terkena bencana, kecuali jika pihak berwenang membutuhkan relawan.
- Tetap di luar gedung yang masih di kelilingi genangan air.
- Hati-hati saat memasuki gedung karena ancaman kerusakan yang tidak terlihat seperti pada fondasi.
- Perhatikan kesehatan dan keselamatan kerluarga dengan mencuci tangan menggunakan sabun dan air bersih jika terkena air genangan tsunami.
- Buanglah makanan yang terkontaminasi air genangan.
- Dengarkan berita atau informasi mengenai kondisi air, serta di mana mendapatkan bantuan tenda darurat, pakaian dan makanan.
- Apabila anda terluka, dapatkan perawatan kesehatan di pos kesehatan terdekat.
(Kholiq Rahman/Media Center BPBD DIY/Annas Syafa'at)
0 Komentar