Yogyakarta, 12 Juni 2023. BPBD DIY bekerjasama dengan DPRD DIY mengadakan pelatihan masyarakat tanggap bencana di DIY untuk para relawan penanggulangan bencana. Kali ini bertempat di Wirobrajan, Kota Yogyakarta dengan narasumber dari BMKG dan FPRB DIY pada Senin (12/06). Materi Keluarga Tangguh bencana disampaikan oleh FPRB, dengan motto “Selemah apapun masyarakat terkena bencana, masihlah memiliki kapasitas, harapan serta hak untuk hidup bermartabat”. Ketangguhan dimulai dari diri, keluarga, dan masyarakat, sehingga ketangguhan Desa akan tercapai. Keluarga mampu menghadapi potensi bahaya dan dampak bencana. Desa akan Tangguh kalau keluarga juga Tangguh, dimulai dari diri sendiri dalam keluarga, sehingga Keluarga adalah salah satu sasaran Destana. Keluarga adalah bagian dalam kawasan teritorial Desa maka keluarga menjadi bagian yang terintegrasi dalam membangun ketangguhan Desa. Tahapan mewujudkan katana (keluarga Tangguh bencana) antara lain penilaian risiko bencana keluarga, mengenal rumah aman bencana, sistem peringatan dini keluarga dan rencana siaga bencana yaitu evakuasi mandiri keluarga dan tas siaga. Dalam mewujudkan keluarga Tangguh bencana setiap anggota keluarga perlu mengetahui risiko bencana yang berpotensi terjadi di lingkungannya yaitu rumah dan Kawasan sekitarnya.
Yuni Dwi Trisnowati, Staf Data dan Inforamsi BMKG Stasiun Geofisika Sleman menyampaikan potensi bencana Gempabumi di Bantul dan DIY. Gempa dapat terjadi dimanapun dan kapan saja, tanpa mengenal musim. Gempa sering terjadi di tempat-tempat tertentu saja, di sekitar batas lempeng dan banyak di dapat sesar aktif di sekitar batas lempeng. Sumber gempa potensial di Indonesia, segmentasi Megathrust wilayah Indonesia 13 segmentasi zona megathrust, sedangkan segmentasi sesar aktif, 295 sesar aktif di Indonesia, 31 diantaranya ada di Pulau Jawa. Beliau menyebutkan potensi gempabumi di DIY terdapat 2 sumber pembangkit gempa bumi yang utama di Yogyakarta yaitu di Samudera Hindia selatan Jawa terdapat zona megathrust subduksi lempeng dan di daratan pulau Jawa terdapat sebaran beberapa sesar/patahan aktif. Ancaman dari zona subduksi selatan Jawa terdekat berasal dari segmen Megathrust West-Central Java dan East Java. Masing-masing segmen mengandung potensi magnitudo maksimum (Mmax) sebesar M8,7.
Namun untuk wilayah DIY, skenario gempa terburuk yang dipergunakan dengan Mmax M8.8 (berdasarkan hasil FGD Perencanaan Pembangunan YIA Tahun 2017). Dengan mempertimbangkan M8.8 diharapkan ketahanan infrastruktur melebihi Mmax M8.7 yang telah ditetapkan PuSGeN. Ancaman dari sesar darat terdekat berasal dari Sesar Opak dengan potensi Mmax 6.6.
Yuni juga memberikan tips waspada bencana gempa bumi dengan mengenali lingkungan sekitar kita, apakah berada di tempat yang sering terjadi gempabumi atau berada di pesisir pantai atau berada dekat dengan dataran tinggi seperti bukit. Disarankan jangan membangun rumah pada di atas atau bawah tebing, kemudian dilarang juga di atas tanah timbunan yang tingkat kepadatannya tidak sesuai dengan daya dukung terhadap bangunan di atasnya. Bangun rumah yang kuat/ tahan gempa, selain itu lokasi paling aman dan jalur singkat keluar rumah.
Bekali diri dengan pengetahuan sebagai antisipasi jika terjadi gempabumi, dengan mempersiapkan tas siaga bencana (keadaan darurat) yang mudah dijangkau yang berisi kotak P3K, Senter dan baterai cadangan, air mineral, makanan instan, persediaan pakaian dan uang. Penting mencatat nomor telepon keluarga, rumah sakit, pemadam kebakaran, dll. Ketahui cara menggunakan alat pemadam kebakaran sederhana, ketahui Teknik dasar pertolongan pertama (P3K).
Sebelum gempa bumi terjadi perlu membuat dan menetapkan rencana evakuasi keluarga/organisasi sekitar, sosialisasi dan berlatih secara berkala, bangun kesiapsiagaan masyarakat, mengetahui rantai komunikasi TNI, POLRI, RS, DAMKAR, Pejabat setempat, selalu pantau informasi dari BMKG.
0 Komentar