Yogyakarta, 28 Agustus 2023. BPBD DIY mengundang perwakilan beberapa OPD diantaranya Dinas Sosial DIY, DPKP DIY, DPUP ESDM DIY, BMKG Yogyakarta, PMI DIY, BPBD Kabupaten/Kota dan internal BPBD DIY pada rapat koordinasi penanganan kekeringan di D.I.Yogyakarta. Hal ini dilakukan mengingat Kab. Gunungkidul, Bantul dan Sleman sudah mengeluarkan SK Siaga Darurat Bencana Hidrometeorologi Kekeringan, sedangkan Kulon Progo terdapat Surat Edaran Bupati tentang antisipasi dampak musim kemarau.
Maksud dari rakor kekeringan untuk mengetahui sejauh mana penanganan masalah kekeringan yang sudah ditangani oleh masing-masing kabupaten/kota, daerah mana yang terdampak, berapa kapanewon, dan seberapa dampaknya pada pertanian. Rakor dipimpin oleh Plt. Kepala Pelaksana BPBD DIY, Drs. Noviar Rahmat, M.Si beliau menyampaikan untuk keberlanjutan terkait kekeringan yang terjadi di DIY khususnya Gunungkidul yang menjadi siklus tahunan masih melakukan droping air, rencana ke depannya harus ada penanganan yang benar-benar bisa menanggulanginya, sehingga tidak melakukan droping secara terus menerus, mengingat Gunungkidul merupakan daerah yang kaya akan mata air tetapi penanganannya belum maksimal.
Pada kesempatan ini dihadiri dari BMKG, Sutamsi selaku analisi informasi Staklim Yogyakarta menyampaikan mengenai prakiraan hujan bulan September-November dan draft awal musim hujan 2023/2024 di DIY. Disampaikan bahwa bulan September hingga Oktober 2023 musim kemarau masih berlangsung, dan kondisi fenomena el nino sampai bulan Januari 2024. Kondisi inilah yang secara umum mengurangi jumlah uap air sehingga diprediksikan jumlah hujannya berkurang. Prakiraan awal musim hujan mundur 2 dasarian, sehingga musim penghujan akan terjadi pada awal bulan November untuk Kulon Progo dan Sleman bagian Utara dan secara umum terjadi pada bulan Desember.
Dari laporan BPBD Kabupaten/Kota wilayah yang telah melakukan droping air antara lain Kabupaten Gunungkidul, Kulon Progo, Bantul, dan Sleman. Untuk Kab. Gunungkidul dari 18 Kapanewon, wilayah yang terdampak ada 6 Kapanewon yaitu Rongkop, Saptosari, Gedangsari, Ngawen, Panggang, dan Purwosari, total yang sudah terdistribusi sebanyak 110 rit. Untuk Kabupaten Bantul sampai saat ini sudah melakukan droping air di 5 kapanewon yaitu Dlingo, Pleret, Imogiri, Kasihan dan Pajangan dengan total 42 tangki. Di Kabupaten Kulon Progo pada tahun 2023 BPBD menganggarkan 83 tangki untuk penanganan kekeringan. Sampai dengan saat ini sudah melakukan droping air sebanyak 39 tangki di 5 Kapanewon dari 12 Kapanewon yang ada, sebanyak 8 kalurahan dengan total jiwa 1.247 jiwa penerima manfaat ini.
Sedangkan Kabupaten Sleman sudah mendistribusikan air bersih sebanyak 3 tangki di salah satu instansi yang sumurnya kering, namun saat ini sudah dilakukan Upaya dengan diperdalam sehingga airnya sudah bisa digunakan.
Kegiatan yang ada di Dinas Sosial DIY juga melakukan bantuan air bersih. Pada tahun 2023 dianggarkan 230 tangki yang sudah didistribusikan sebanyak 43 tangki pada bulan Agustus 2023.
Dinas PUP ESDM DIY juga terus melakukan upaya penanggulangan kekeringan dengan membuat sumur bur, pada tahun 2021-2023 yang direncanakan sebanyak 56 titik. Di tahun 2023 ada 23 titik lokasi sumur bur yang akan dibuat di 3 kabupaten yaitu Kabupaten Kulon Progo, Gunungkidul dan Sleman. Selain itu Dinas PUP ESDM DIY juga mengelola 25 embung yang ada di DIY.
Dalam hal penanganan kekeringan di DIY, TRC BPBD DIY Bersama relawan Gunungkidul telah berupaya, salah satunya dengan melakukan rakornis mengenai pemanfaatan air bawah tanah dalam urgensi kebutuhan air di DIY, yang dimaksudkan untuk mendorong lembaga pemerintah yang berkaitan dengan kebencanaan terutama kekeringan wilayah DIY akan secepatnya mengatasi kekeringan ini dengan penerapan program pengelolaan air tanah yang bisa dimanfaatkan Masyarakat. Selain itu juga telah megintensifkan survey dan pendataan sumber-sumber air bawah tanah yang bisa dimanfaatkan oleh pemerintah untuk kebutuhan Masyarakat peternakan dan pertanian.
Yang dilakukan TRC BPBD DIY Bersama relawan Gunungkidul yaitu eksplorasi Sungai bawah tanah di Keceme kidul, Girisuko, kemudian di Goa Gebyok Dusun Purwodadi Kapanewon Tepus dan di Goa Cikal Gruken. Setelah dilakukan pumping test, airnya melimpah dan bisa dimanfaatkan Masyarakat namun belum maksimal, permasalahannya karena keterbatasan listrik untuk menyuplai pompa. Dari hasil eksplorasi tersebut diharapkan Pemerintah dapat menindaklanjuti untuk mengurai permasalahan kekeringan yang hampir tiap tahun terjadi.
0 Komentar