Yogyakarta, 26 April 2019. Hari ini, 26 April 2019 secara serentak Indonesia memperingati Hari Kesiapsiagaan Bencana. Tidak terkecuali di Daerah Istimewa Yogyakarta, berbagai instansi pun melakukan secara serentak latihan atau simulasi evakuasi mandiri bencana yang bertempat di masing-masing instansi. Beberapa instansi yang melakukan latihan antara lain:
1. Kantor Wilayah Direktorat Perbendaharaan DIY.
2. Kompleks Kepatihan.
3. Biro Hukum (Simulasi Gempa Bumi).
4. Biro Umum (Simulasi Gempa Bumi).
5. Biro Pemberdayaan Masyarakat (Simulasi Gempa Bumi).
6. Biro Organisasi (Simulasi Gempa Bumi).
7. Pol PP DIY , Pukul 07.30 WIB (Simulasi Gempa Bumi + Simulasi Pemadaman Api).
8. PLN DIY (Simulasi Gempa Bumi + Simulasi Pemadaman Api).
9. RRI (Simulasi Gempa Bumi + Simulasi Pemadaman Api).
10. Direktorat Jendral Pajak DIY (Simulasi Gempa Bumi).
11. Kantor Pelayanan Pajak Yogyakarta (Simulasi Gempa Bumi + Check APAR).
12. Kampus STIKOM Yogyakarta (Simulasi Kebencanaan & Mitigasi Bencana).
13. Sekjen Pusat Pengendalian Pembangunan Ekorigional Jawa.
14. Dinas Kebudayaan DIY.
15. Dinas Kelautan DIY.
16. Dinas Perhubungan DIY.
17. Kementrian Keuangan Republik Indonesia.
18. Bea Cukai.
19. Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan DIY.
20. Kampus Akprid.
21. SMA Budya Wacana.
Dalam kegiatan tersebut personil BPBD D.I.Yogyakarta pun melakukan pendampingan simulasi di tiap titik tersebut.
Juga bertempat di Lapangan Panahan (Depan Kantor BPBD D.I.Yogyakarta), kegiatan apel dan gelar pasukan yang melibatkan instansi seperti TNI, POLRI, BASARNAS, PMI dan berbagai organisasi sosial yang bergerak di bidang penanggulangan bencana. Apel ini di pimpin langsung oleh Kepala Pelaksana BPBD D.I.Yogyakarta, Drs. Biwara Yuswantana, M.Si. Dalam sambutannya, Drs. Biwara Yuswantana, M.Si. menyampaikan Tren bencana Indonesia terus meningkat setiap tahunnya. Data menunjukan bahwa pada tahun 2018 jumlah kejadian bencana sebanyak 2.572 dan telah mengakibatkan korban manusia sebanyak 4.814 meninggal dan hilang, 21.064 orang luka-luka, dan 10,2 juta orang mengungsi serta dengan kerugian mencapai lebih dari 100 triliun rupiah, baik kerugian material maupun lainnya. Dengan memahami risiko maka kita dapat mengetahui hal-hal apa saja yang perlu kita lakukan untuk meningkatkan kapasitas sehingga risiko tersebut dapat diperkecil. Konsep Pentahelix adalah solusi. Ada lima pihak yang harus diajak serta. Unsurnya terdiri atas ABCGM: akademisi (academician), bisnis (business), komunitas (community), pemerintah (government), dan media. Kata kuncinya tetap sama: gotong royong yang merupakan implementasi dari sila Pancasila.
Di samping kita harus meningkatkan kemampuan dan kapasitas kita dalam menghadapi bencana, kita juga harus mengurangi potensi atau risiko bencana dengan cara mengurangi sumber masalah yaitu kerusakan lingkungan. Kita hidup dalam suatu keseimbangan ekosistem di negeri yang indah ini, dengan kekayaan sumber daya alam yang sekaligus juga merupakan ancaman akibat fenomena alam. Jika alam rusak maka ekosistem terganggu dan dampak buruk pasti terjadi.
Sehebat apapun teknologi buatan manusia tak akan mampu melawan alam. Mitigasi melalui vegetasi adalah sebuah jawaban dalam menghadapi bencana. Semua pantai yang berpotensi bencana tsunami kita tanami pohon. Ingat, tsunami adalah mesin pembunuh nomor satu di dunia. Pohon, hutan pantai mampu meredam ganasnya gelombang tsunami hingga 80 persen. Pohon sebagai infrastruktur alam adalah jawaban konkret untuk mencegah jatuhnya banyak korban. Menanam pohon di kawasan rawan banjir dan longsor menjadi kewajiban mutlak yang dimotori para pemimpin dari tingkat paling tinggi hingga ke bawah. Ukurannya bukan berapa juta pohon yang kita tanam, tapi berapa banyak yang bisa tumbuh. Ajakan ini harus menjadi gerakan semesta yang melibatkan semua pihak. Dengan mitigasi ini, dengan cara vetegasi menanam pohon maka kita bisa menyelamatkan banyak nyawa sekaligus menjaga suhu bumi. Pesan lain yang tak kalah pentingnya adalah mengurangi penggunaan bahan plastik sekali pakai. Semua institusi negara, kelompok pendidikan, dan komunitas bisnis wajib mengkampanyekan pengurangan sampah plastik.
BNPB berharap setiap fasilitas yang dimiliki atau dikelola oleh pemerintah ataupun swasta melaksanakan latihan atau simulasi bencana di lingkungan mereka masing-masing. Saat ini telah tercatat dalam sistem pendaftaran online kami, bahwa lebih dari 53 juta masyarakat Indonesia berkomitmen untuk turut serta dalam gerakan Hari Kesiapsiagaan Bencana pada 26 April 2019. Untuk itu kami haturkan penghargaan dan terima kasih setinggi-tingginya atas komitmen dan upaya bersama dalam membangun budaya sadar bencana kepada semua pihak yaitu relawan, komunitas, LSM, lembaga-lembaga pemerintahan, termasuk TNI dan POLRI, media, lembaga-lembaga usaha di berbagai bidang, para tokoh-tokoh agama, tokoh-tokoh adat, tokoh masyarakat, para guru dan tenaga pendidik lainnya, dan tentunya para ibu dan perempuan yang dengan penuh dedikasi melibatkan diri secara aktif untuk mendidik kesiapsiagaan dalam keluarga dan komunitas. Kegiatan ini milik kita bersama, gerakan ini untuk kita dan oleh kita, untuk menjaga agar kita terhindar dari mara bahaya dan bencana. Mari kita wujudkan Indonesia menjadi bangsa yang sejahtera dan tangguh! Mari bergandengan tangan dan bersama-sama menegaskan: Kenali Ancamannya, Siapkan Strateginya! Siap untuk Selamat!
Sebagai penutup dalam peringatan Hari Kesiapsiagaan Bencana 2019, BASARNAS DIY melakukan simulasi evakuasi korban di dalam yang mobil terbalik akibat bencana gempa bumi dan di susul dengan simulasi yang di lakukan oleh DIFAGANA yang melakukan latihan evakuasi mandiri bencana gempa bumi.
(Kholiq Rahman/MEDIA CENTER BPBD DIY/Annas Syafa’at)
0 Komentar